Cara Batik Wistara Surabaya Petik Berkah Corona, Putar Otak Buat Produk Ini: Tembus Rp 50 Juta
Cara UMKM asli Surabaya yang memproduksi kain, baju dan celana batik bertahan di tengah wabah Corona. Berinovasi dengan produksi masker batik.
Penulis: Fikri Firmansyah | Editor: Hefty Suud
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Fikri Firmansyah
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Demi bertahan di tengah wabah virus Corona ( Covid-19 ), pelaku UMKM di Surabaya terus melakukan berbagai inovasi.
Hal itu salah satunya dilakukan Batik Wistara yang merupakan satu diantara UMKM asli Surabaya yang memproduksi kain, baju dan celana batik.
Semenjak Surabaya dilanda Corona, UMKM Wistara telah melakukan inovasi dengan memproduksi masker batik.
• Isi Surat Anak Sirajuddin Mahmud, Pamit & Bahas Calon Bayi Zaskia Gotik, Aqila Beri 1 Pesan ke Ayah
• Yan Vellia Ekspos Video Saputri Promosikan Konser Didi Kempot, Lihat Cara Kenalkan Diri, Ramai Komen
Hal tersebut dikatakan langsung oleh Owner Batik Wistara Surabaya, Ariyono Setiawan.
"Mau tidak mau saya memang harus putar otak, yakni dengan berinovasi produksi masker batik, hal ini dilakukan agar bisa tetap survive meski ditengah pandemi," kata Ariyono saat ditemui TribunJatim.com di rumah produksi Batik Wistara di Jalan Tambak Medokan Ayu VI C No.56B, Medokan Ayu, Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya, Senin (15/6/2020).
• Kisah Krisdayanti Soal Obrolan bareng Ashanty, Bahas Suasana Hati & Keributan: Bukan Mau Menggurui
• Pilkada Lamongan, Ditingkat DPC, PDI Perjuangan Pastikan PKB Gandeng PDI Perjuangan
Dikatakan juga oleh Ariyono, inovasi yang dihadirkannya itu lantaran omset dari produksi batik kain, baju dan celana menurun drastis saat ada wabah Corona di Surabaya.
"Sebelum ada wabah Corona, omset dari produksi batik kain, baju dan celana total perbulannya mencapai 40 Juta per bulan, namun setelah ada wabah Corona omsetnya hanya 2 Juta saja perbulannya," jelasnya.
Berkaca dari hal itulah, maka dirinya melalukan inovasi masker batik yang dimana agar tetap survive.
• Menasbihkan Diri Sebagai Bonek, Ini Harapan Hansamu Yama Jelang Ultah Ke-93 Persebaya
Bahkan, lanjutnya, menurut dirinya sesudah melakukan inovasi masker batik tersebut justru keuntungannya bisa melebihi dari produksi kain batik, baju dan celana.
"Saya jual masker batiknya seharga 10 ribu/pcs dan perbulan saya sukses menjual sebanyak 5000 pcs masker batik, yang berarti perbulan omsetnya mencapai 50 Juta," ujarnya.
Disinggung soal karyawannya, ia mengatakan kini hanya tersisa 3 orang saja dari total sebelumnya 18 orang.
"Selama ada wabah corona ini, karyawan saya tinggal 3 orang saja, hal ini karena bukan saya phk sisanya, melainkan mereka lebih memilih pulang ke desanya lantaran takut tidak bisa berkumpul bersama keluarganya jika memang situasi pandemi virus corona nanti semakin parah," tutup Ariyono.
Penulis: Fikri Firmansyah
Editor: Heftys Suud