Akademisi UB Malang Khawatir Muncul Gelombang Kedua Pandemi Covid-19 setelah Tempat Wisata Dibuka
Kebijakan pemerintah tentang new normal, dengan berencana membuka tempat wisata dikhawatirkan akan menjadi pemicu gelombang kedua pandemi Covid-19.
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sylvianita Widyawati
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Kebijakan pemerintah tentang new normal dengan ditandai rencana pembukaan tempat wisata dikhawatirkan akan menjadi pemicu gelombang kedua pandemi virus Corona atau Covid-19.
Hal itu disampaikan oleh akademisi Universitas Brawijaya Malang, Maulina Pia Wulandari.
"Pelaku industri pariwisata harus benar-benar menganalisis segala risiko dan kemungkinan yang timbul dengan dibukanya industri yang banyak mengundang berkumpulnya orang," jelas dosen Ilmu Komunikasi ini, dalam rilis dari Humas Universitas Brawijaya Malang, Senin (15/6/2020).
Untuk itu, sebelum industri pariwisata buka, para pelaku harus benar-benar memahami pandangan wisatawan pada kondisi pariwisata yang diharapkan, selama pandemi ini berlangsung.
Pertama, wisatawan pergi berlibur masih dalam keadaan cemas dan khawatir akan tertular virus Corona, tapi butuh liburan.
Kedua, wisatawan ingin berlibur sendirian atau bersama keluarga inti, dengan naik kendaraan pribadi dan jarak tidak jauh. Mereka menikmati keindahan alam, pergi ke tempat yang tidak banyak didatangi oleh pengunjung, dan tidak menghabiskan biaya yang besar.
• 10 Destinasi Wisata Banyuwangi Simulasi New Normal, Mulai Kawah Ijen hingga Hutan Alas Purwo
Ketiga, wisatawan ingin memastikan dan harus merasa yakin bahwa hotel, tempat wisata, restoran, kafe, dan tempat oleh-oleh yang akan dikunjungi betul-betul memenuhi tiga unsur utama pariwisata yaitu kebersihan, kesehatan, dan keselamatan.
Dengan kondisi wisatawan yang seperti itu, pelaku industri pariwisata dapat mengindentifikasi beberapa tipe wisatawan.
Yaitu wisatawan "paranoid". Dimana mereka takut yang berlebihan akan tertular Covid-19.
Lalu ada wisatawan "stay alert" yang selalu waspada pada bahaya virus Corona, dan wisatawan "travel wise" yang tetap menikmati perjalanan wisatanya, namun tetap patuh pada protokol kesehatan.
Serta ada wisatawan "nekat" yang hanya senang menikmati perjalanan wisatanya tapi cuek dan tidak patuh pada protokol kesehatan.
• Tempat Wisata Blitar Dibuka Bertahap Masa New Normal, Taman & Kolam Renang Belum Boleh Beroperasi
"Nah, yang perlu diwaspadai adalah wisatawan nekat. Saya prediksi jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan wisatawan yang bijak dalam berwisata dan patuh dengan protokol kesehatan. Mereka inilah yang bisa mempercepat penularan virus di tempat-tempat pariwisata akibat rendahnya rasa kesadaran akan bahaya virus ini, dan disiplin diri untuk mematuhi protokol kesehatan," ujar Maulina Pia Wulandari.
Maka jika pelaku industri pariwisata yang hanya menerapkan protokol kesehatan di minggu awal saat beroperasi atau tidak disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan juga dapat memicu percepatan penularan Covid-19.
Pia merekomendasikan pelaku industri pariwisata untuk tak hanya sibuk promosi dengan memberikan diskon besar-besaran, seperti paket pariwisata yang murah, tapi melupakan esensi apa yang sebenarnya diinginkan oleh wisatawan.
• Aturan New Normal di Wisata Religi Gresik, Wisatawan Wajib Rapid Test & Surat Sehat Jika Berkunjung