Cerita Mahasiswi Dilecehkan Dokter di RS, Taktik Terungkap, Kakak Disuruh Keluar Lalu Diminta 'Buka'
Kasus mahasiswi dilecehkan dokter terkuak. Peristiwa yang dialami mahasiswi itu berujung laporan polisi.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Januar
TRIBUNJATIM.COM - Kasus mahasiswi dilecehkan dokter terkuak.
Peristiwa yang dialami mahasiswi itu berujung laporan polisi.
Kronologi dan taktir si dokter tersebut terungkap.
Simak berita selengkapnya.
• Aurel Kehabisan Kata-kata Baca Curhatan Anak yang Tak Diingat Orangtua, 1 Doa Terucap, Video Viral
Melansir dari Kompas.com ( grup TribunJatim.com ), mahasiswi itu berinisial HM, asal Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Aceh Timur.
HM melaporkan seorang dokter berinisial H ke Polres Aceh Timur, 8 Juni 2020.
Gadis 20 tahun itu melaporkan dokter tersebut atas kasus pelecehan seksual.
• Buaya di Kalimantan Makan Wanita, Badan Ditemukan di Perut, Kepalanya Tergeletak di Pinggir Sungai

Kronologi Kejadian
Dalam laporan bernomor STTLP/64/VI/2020/SPKT itu dijelaskan peristiwa pelecehan seksual itu terjadi di Rumah Sakit Sultan Abdul Aziz Syah, di Desa Lhok Dalam, Kecamatan Peureulak, Kabupaten Aceh Timur.
Ia mengunjungi rumah sakit tersebut pada 2 Juni 2020.
Saat itu, korban berobat ditemani kakaknya.
• Pengakuan Bintang Emon Tak akan Terus Bahas Politik, Minta Maaf di Video Baru: Semakin Sulit Bicara
Namun, sang kakak diminta dokter tersebut untuk menunggu di luar.
Sedangkan korban diminta membuka celana dengan dalih pemeriksaan kesehatan.
Saat itulah terjadi pelecehan seksual tersebut.
Pengacara korban, Hendra Kusmeran, dihubungi, Rabu (17/6/2020) menyebutkan korban dan keluarganya tidak menerima peristiwa itu.
“Kami harap, polisi mengusut tuntas kasus ini,” terangnya.
• Wajah Bahagia KD, Raul Lemos & Anaknya saat Konflik dengan Aurel-Azriel Belum Reda, Pamer Foto: Hug
Tanggapan Direktur Rumah Sakit
Sementara itu, Direktur Rumah Sakit Sultan Abdul Aziz Syah, dr Darma Widya, dihubungi lewat aplikasi WhatsApp menyerahkan sepenuhnya kasus itu pada penegak hukum.
“Kami menunggu proses hukum dan menyerahkan penyidikan itu ke polisi. Saya belum dapat laporan terakhir, apakah dokter tersebut sudah diperiksa atau tidak,” pungkasnya.
• Terkuak Alasan Irwan Mussry Jatuh Cinta ke Maia Estianty, Ibu Al-El-Dul Digoda saat Live: Romantis
Cabuli Anak-anak, Pengurus Tempat Ibadah di Depok Ditangkap Polisi
Polisi meringkus SPM (42), pria pengurus sebuah tempat ibadah di Depok, Jawa Barat, pada Minggu (14/6/2020).
SPM diduga telah mencabuli anak-anak yang juga kerap berpartisipasi dalam kegiatan di tempat ibadah itu pada Mei 2020.
"Pada 22 Mei 2020, ada salah satu tempat ibadah yang pengurusnya mengidentifikasi salah satu dari pengurus tempat ibadah itu terindikasi melakukan pencabulan terhadap anak. Dari situ, pihak pengurus tempat ibadah tersebut melakukan investigasi secara internal dulu," kata Kapolres Metro Depok Kombes Azis Andriansyah kepada wartawan, Senin (15/6/2020).
"Kemudian, benar ditemukan, ada salah satu anak yang ikut dalam tempat ibadah tersebut menjadi korban dari peristiwa pencabulan," imbuh dia.
• Terkuak Panggilan Anak Sirajuddin Mahmud ke Zaskia Gotik, Bukan Ibu? Tulis Surat Singgung Calon Adik
Setelah investigasi internal dilakukan, pengurus lain rumah ibadah itu kemudian melaporkan dugaan kasus pencabulan itu ke polisi.
Dari hasil pemeriksaan sementara, SPM diduga sudah mencabuli sejumlah anak.
Dalam melakukan aksinya, SPM melancarkan paksaan agar korban mau melepaskan pakaian mereka.
"Jadi, korban diundang dan diminta melakukan hal yang tak pantas," kata Azis.
"Dia ini pura-pura mengajak korbannya berbenah perkakas, tapi justru malah dilakukan pencabulan," tambah dia.
Polisi menjerat SPM dengan Pasal 82 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.
• Yan Vellia & Saputri Bersatu untuk Konser Didi Kompet, Ibu Seika Dipuji Setinggi Langit: Bismillah
Pendamping hukum para korban, Azas Tigor Nainggolan menduga, korban pada kasus itu bukan hanya 1-2 anak tetapi lebih dari itu.
"Sekarang memang tim kami masih terus menerima laporan anak-anak yang mengaku menjadi korbannya pelaku," kata Tigor saat dihubungi Kompas.com, Senin (15/6/2020).
"Yang mengaku langsung kepada saya, setidaknya yang sudah clear mengaku, ada 6 orang. Tapi, yang masih butuh klarifikasi ada sekitar 5 lagi," tambah dia.
Tigor menyebutkan, sejauh ini pihaknya telah menerima pengakuan dari sejumlah anak yang pernah jadi korban pencabulan SPM.

Kebanyakan dari mereka merupakan anak-anak yang pernah terlibat dalam satu seksi kegiatan di mana SPM bertindak sebagai pembina kegiatan itu.
SPM sudah jadi pembina kegiatan itu sejak awal 2000-an.
"Dari 6 orang itu, pencabulan terjadi pada periode yang berbeda sejak beberapa tahun ke belakang. Yang saya terima, paling lama kejadian terlacak tahun 2006," ujar Tigor.
Ia mengatakan, tim internal gereja yang telah menginvestigasi kasus itu sebelum melaporkan SPM ke polisi akan terus bekerja.
"Kasus kayak gini, kalau kita baca pengalaman-pengalaman pada kasus seperti ini sebelumnya, korbannya tidak satu. Bisa saja korbannya ada banyak," kata dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Minta Mahasiswi Buka Celana untuk Pemeriksaan, Seorang Dokter Dipolisikan ", "Cabuli Anak-anak, Pengurus Tempat Ibadah di Depok Ditangkap Polisi", dan "Pria yang Cabuli Anak-anak di Lingkungan Gereja di Depok Diduga Beraksi Sejak 2006".