Tips Sehat
Coba 3 Tips Psikolog Biar Mudah Adaptasi Era Transisi New Normal, Tetap Perhatikan Protokol Covid-19
Inilah tips supaya bisa beradaptasi saat memasuki masa transisi new normal. Ini kata psikolog.
Penulis: Zainal Arif | Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Sudah hampir 3 bulan masyarakat karantina diri di dalam rumah.
Selama itu, masyarakat mungkin telah menemukan hobi maupun pekerjaan baru.
Namun, tak sedikit pula yang dalam keadaan kehilangan arah maupun tujuan.
Dekan Fakultas Psikologi Universitas Ciputra, Dr Jimmy Ellya Kurniawan, M.Si., Psikolog menyebut masyarakat kini tengah memasuki tahap movement (membangun kebiasaan-kebiasaan baru).
• Terekspos Kabar Terbaru Bintang, Begini Nasib Bayi Lina Jubaedah Diurus Teddy: Saya Titip ke Bibi
Bahkan, sebagian masih unfrezzing (mencairkan kebiasaan-kebiasaan lama) karena dinilai belum bisa menerima keadaan new normal.
Meski begitu, adapula sebagian masyarakat yang senang dengan masa transisi new normal ini, karena dirasa membantu mereka untuk dapat bertahan hidup.
"Sekalipun tetap harus menjalani berbagai protokol kesehatan, namun perubahan di masa transisi new normal ini lebih dapat diterima, sehingga akan lebih cepat untuk melewati tahap unfreezing dan movement, ketimbang situasi karantina yang merugikan bagi mereka," ujar Dr Jimmy kepada TribunJatim.com, Rabu (17/6/2020).
Masyarakat harus tetap beradaptasi dengan baik, terutama dalam perubahan yang sangat cepat di masa pandemi Covid-19 ini.
• Terkuak Alasan Irwan Mussry Jatuh Cinta ke Maia Estianty, Ibu Al-El-Dul Digoda saat Live: Romantis
• Ibu di Malang Dengar Suara Gaduh di Teras Rumah, Kaget 2 Pria Utak-atik Gembok, Kabur ke Kebun Tebu
Dalam hal ini, Dr Jimmy memberikan tips agar masyarakat yang kehilangan arah dan tujuan dapat lebih mudah beradaptasi di masa transisi new normal.
Pertama, masyarakat harus dapat memahami bahwa kesehatan dan perekonomian harus sama-sama dipertahankan.
"Untuk itu harus ada kerja sama antara pemerintah dan masyarakat dalam menstabilkan kedua aspek kehidupan tersebut," kata pria asal semarang tersebut.
Kedua, masyarakat harus memiliki paradigma yang benar, dengan cara membaca berita atau informasi dari sumber yang dapat dipercaya.
• Siasat Pemkot Malang Tekan Kasus Covid-19, Gagas Tim Tracing, 2 Kategori Warga ini Jadi Prioritas
Pasalnya, dari kesalahan informasi, dapat terbentuk suatu keyakinan yang salah, sehingga cara pandang seseorang juga ikut salah.
"Seperti masyarakat yang menganggap Covid-19 itu hanya merupakan konspirasi, atau anggapan bahwa Covid-19 bisa hilang jika terkena panas matahari. Ini contoh cara pandang yang salah dan belum terbukti secara ilmiah yang diakui WHO," ungkapnya.
Hal itu pula yang mendorong masyarakat untuk menolak mematuhi protokol kesehatan dalam kehidupan new normal.
• Potret Perjuangan Ibu Rela Temani Anak Positif Covid-19 di Rusunawa Tulungagung, Saya Siap Mental
"Ini bisa menjadi penghalang bagi perubahan pola perilaku sehat, terutama jika itu padangan yang salah yang dimiliki oleh tokoh-tokoh yang berpengaruh bagi masyarakat sekitarnya," ujar pria yang dikaruniai anak satu tersebut.
Dan yang terakhir Dr Jimmy menilai perlu adanya kerjasama antara pemerintah dan elemen-elemen masyarakat dalam mensosialisasikan cara pandang yang benar terhadap new normal.
"Ketegasan pemerintah dalam menegakkan disiplin perilaku new normal dan kesiapan sarana kesehatan sangat penting untuk membangun keyakinan masayarakat bahwa perilaku new normal ini serius, bukan hanya uji coba, dan sangat didukung oleh permerintah dan berbagai lapisan masyarakat," pungkasnya.
Penulis: Zainal Arif
Editor: Arie Noer Rachmawati