Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Gelombang Kedua Covid-19 Ancam Banyak Negara Asia karena Lalai, Negara Mana Paling Berisiko?

Banyak negara di Asia yang terancam gelombang kedua Covid-19. Negara mana yang paling berisiko?

Editor: Januar
Freepik
ILUSTRASI: Ancaman gelombang kedua Covid-19 di negara-negara Asia 

India berada di posisi kasus Corona keempat di dunia setelah Amerika, Brasil dan Rusia.

Pakistan, terdapat penambahan kematian baru sebanyak 136 kematian Jumat kemarin.

Sementara di negara kita Indonesia, yang telah bertekad untuk memperbanyak pengujian sampel untuk penuhi target Presiden Joko Widodo 20 ribu pengujian per hari, sudah dilaporkan 1.331 infeksi virus Corona baru pada Kamis kemarin.

Angka tersebut merupakan angka terbanyak sejak wabah mulai menyebar di Indonesia.

Dalam tanda terjelas jika pandemi akan tetap ada, negara yang berhasil menangani gelombang pertama berlomba-lomba untuk persiapkan gelombang kedua.

Korea Selatan telah mencatatkan 49 kasus baru pada Jumat kemarin, termasuk infeksi lokal sebanyak 32 kasus menurut CDC Korsel.

Penambahan kasus baru Covid-19 tunjukkan penurunan dari tiga minggu sebelumnya.

Dari penularan lokal, 26 kasus dilaporkan di populasi padat penduduk Seoul dan area metropolitan di sekitarnya.

Lee Hoan-jong, Profesor di Seoul National University Children's Hospital, mengatakan hal itu tidak terhindarkan bagi virus untuk menyebar lebih cepat dan lebih masif, setelah Korsel melonggarkan aturan jaga jarak sebulan sebelumnya.

"Gelombang kedua dapat datang kapan saja sampai vaksin sudah tersedia atau 60% orang-orang terinfeksi," untuk menjadikannya herd immunity, ujar Lee.

Departemen Kesehatan menyebutkan negara tersebut harus memberanikan diri untuk infeksi klaster baru di Seoul dan wilayah lainnya.

Mereka juga peringatkan penyebaran pandemi dapat meluas sampai musim panas.

Situasi yang sama tercatat di Jepang, dengan pemerintah kota Tokyo mencatat 41 kasus virus Corona baru pada Kamis lalu.

Menurut kepala Japan Association of Infectious Diseases (JAID), Kazuhiro Tateda, kasus baru di Tokyo dapat dilacak dari distrik kehidupan malam kota futuristik tersebut.

Tateda sebutkan, meskipun klaster penyebaran itu mudah dikontrol karena mudah dilacak, masih ada risiko penyebaran lokal yang tidak terdeteksi.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved