Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Virus Corona di Tulungagung

Pemilik Warkop di Tulungagung 'Gigit Jari' Tak Dapat Kompensasi, Kecewa Disuruh Patuh Tapi Diabaikan

Para pemilik warung kopi dan warung kopi karaoke di Tulungagung harus gigit jari. Sebab mereka tak diberi kompensasi dampak Corona.

Penulis: David Yohanes | Editor: Arie Noer Rachmawati
SURYA/DAVID YOHANES
Petugas gabungan merazia warung kopi di Tulungagung saat awal pandemi Covid-19. 

TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Para pemilik warung kopi dan warung kopi karaoke di Tulungagung harus gigit jari.

Sebab, mereka dan para karyawannya tidak menerima kompensasi sebagai pihak terdampak pandemi Covid-19.

Padahal Pemkab Tulungagung sudah mengalokasikan bantuan untuk 46.000 kepala keluarga.

"Sesuai edaran kami diwajibkan tutup. Tapi kami dibiarkan tanpa kompensasi, padahal jelas kami terdampak langsung," keluh Ketua Paguyuban Warung Hiburan Tulungagung (Pawahita), Suyono Pujianto, Selasa (23/6/2020).

Telepon Kawan Lama Tawari Kamera Murah Berujung Penipuan, Uang 35 Juta Cewek Gresik Amblas, Digendam

Yono mengaku sudah mengajukan kompensasi untuk 177 anggotanya.

Namun semuanya ditolak dan tidak ada satu pun menerima dana kompensasi.

Yono menyayangkan, karena penerima bantuan ini berdasarkan verifikasi mampu dan tidak mampu.

"Justru warga tak terdampak yang dapat bantuan. Jadi sebenarnya 46.000 paket bantuan sosial yang dialokasikan itu untuk siapa?" ujar Yono kesal.

Viral Pria di Lombok Nikahi Pacar dan Sepupunya Sekaligus, Saepul: Suka Dua-duanya, Ikhlas Dimadu

Soekarno Gagal Kabur Saat Soeharto Berkuasa, Pengawal Sebut karena 1 Hal hingga Pesan untuk Megawati

Yono mencontohkan, warga penganggur yang justru mendapat bantuan.

Padahal sebelum pandemi dia juga tidak punya penghasilan karena tidak punya pekerjaan.

Namun saat pandemi, penganggur ini justru dapat penghasilan dari bantuan sosial.

"Di masa pandemi mereka yang tidak punya pekerjaan tiba-tiba malah dapat bantuan. Sementara kami yang jelas-jelas kehilangan pekerjaan malah diabaikan," ungkap Yono.

Alasan Ahmad Dhani Jodohkan Dul dan Tiara Anak Mulan, 1 Hal Unik Dipuji: Wanita Langka Indonesia

Nasib karyawan juga mengalami hal serupa, kehilangan pekerjaan selama warung tutup.

Saat proses verifikasi sebenarnya mereka masuk kategori.

Namun ternyata verifikasi berdasarkan Kartu Keluarga dan mengacu pada kondisi ekonomi kepala keluarga.

"Karena dilihat bapaknya dianggap kaya, karyawan yang kehilangan pekerjaan gak dapat kompensasi. Padahal dia hidup terpisah dari orang tua, dan secara ekonomi terdampak langsung," tutur Yono.

Curhat Pilu Pemandu Lagu di Surabaya saat Wabah Virus Corona, Demi Anak Perasaan Takut Nina Sirna

Lebih jauh Yono mengaku, seluruh anggotanya sangat patuh pada aturan.

Saat diperintahkan tutup total, semua berhenti beroperasi.

Namun yang mengecewakan, semya tidak dianggap sebagai warga terdampak.

"Semua disuruh patuh, tapi kemudian dianaktirikan. Kalau buka katanya tidak patuh dan dirazia," katanya.

Viral Video CCTV Perampok Tak Tega Lihat Korban Menangis, Kembalikan Barang Jarahan dan Beri Pelukan

Ada ratusan warung kopi dan warung kopi karaoke di Tulungagung.

Selama masa pandemi virus Corona, aturan operasional terus berubah.

Awalnya Forkopimda memerintahkan tutup total.

Kemudian direvisi bisa buka dengan menerapkan protokol kesehatan, mematikan jaringan wifi dan tutup pukul 22.00 WIB.

Tapi diubah lagi dan diperintahkan tutup total lagi.

Belum ada pencabutan larangan buka, namun ada kelonggaran lewat penjelasan lisan.

Penulis: David Yohanes

Editor: Arie Noer Rachmawati

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved