Pandemi Bukan Jadi Penghalang Penerapan Pendidikan Vokasi, Kadin Jatim Bakal Koordinasi 3 Instansi
Kamar Dagang dan Industri Jawa Timur (Kadin Jatim) mendorong seluruh sekolah dan industri yang berkomitemen pendidikan vokasi segera bersiap.
Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kamar Dagang dan Industri Jawa Timur (Kadin Jatim) mendorong seluruh sekolah dan industri yang berkomitemen menerapkan pendidikan vokasi sistem ganda untuk segera melakukan persiapan dan perencanaan.
Ketua Umum Kadin Jatim, Adik Dwi Putranto, yang sekaligus menjabat sebagai Ketua Badan Koordiansi Sertifikasi Profesi (BKSP) Jatim menegaskan bahwa pandemi Covid-19 atau Corona tidak harus menjadi penghalang untuk terus bergerak maju.
"Persiapan harus segera dilakukan oleh pihak sekolah dan dunia usaha dan dunia industri (DUDI)," kata Adik, Rabu (24/6/2020) dalam Webinar dengan tema “Bagaimana Pemagangan Semakin Bermanfaat Ditengah Pandemi Covid-19”.
• Nasib 20 Orang Klaster Pernikahan di Semarang, Ibu & Adik Tewas Covid-19, Keluarga: Sesuai Protokol
Sehingga ketika sekolah sudah dibuka, program sudah bisa langsung dijalankan, baik di sekolah maupun di tempat kerja.
“Pelaksanaan program vokasi ini sangat penting mengingat kebutuhan Sumber Daya Manusia atau SDM yang mumpuni dan sesuai dengan permintaan DUDI sangat tinggi," ungkap Adik.
Untuk itu, Kadin Jatim akan segera melakukan rapat koordinasi dengan tiga instansi terkait. Yaitu dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jatim, Dinas Ketenagakerjaan, Transmigrasi dan Kependudukan (Disnakertransduk) Jatim dan Dinas pendidikan (Dindik) Jatim untuk membicarakan hal tersebut.
• Momen John Kei Menangis karena Merasa Berdosa Pernah Terekspos, Soal Istri & Anak, Tobat, Bahagia
• Pasangan Selingkuh Bunuh Diri Bareng dan Tinggalkan Surat Ancaman, Akan Saya Goyang dari Alam Baka
Adik mengatakan, program vokasi di Indonesia memang belum sepenuhnya sempurna dan masih dalam tahap mencari yang terbaik.
Namun kondisi saat ini jauh lebih baik dibanding sistem pendidikan pemagangan sebelumnya, di mana anak didik tidak sepenuhnya dididik sesuai dengan keahlian dan kualifikasi keilmuan yang dimiliki.
"Sebenarnya pihak sekolah maupun DUDI sangat tertarik dan antusias untuk kembali melaksanakannya," ungkap Adik.
• Arahan Khusus Menkes Kasus Covid-19 di Jatim dan Surabaya Tak Makin Tambah, Ingatkan 1 Hal Penting
Karena pasca pandemi, program vokasi menjadi mandeg dan sampai sekarang masih belum bisa kembali dilaksanakan.
Hal ini terlihat dari banyaknya peserta webinar yang digelar Kadin Jatim bersama BKSP Jatim dan IHK Trier Jerman yang mencapai 528 peserta.
Dilihat dari presentasi jumlah peserta, 56,8 persen adalah perwakilan dari sekolah kejuruan di wilayah Jatim dan sekitarnya.
• Siswa Jauh dari Sekolah Masuk PPDB Gresik Jalur Zonasi, Wali Murid Heran, Permainan Surat Abal-abal?
Sementara peserta dari industri mencapai 13,6 persen atau sekitar 71 perusahaan yang tersebar di wilayah Jatim. Sedangkan 24,3 persen dari lembaga atau instansi.
Hal yang sama juga diutarakan oleh perwakilan dari IHK Trier Jerman Andreas Gosche bahwa pada saat pandmei Covid-19 adalah waktu yang tepat untuk mempersiapkan segalanya, baik dari sisi sekolah maupun dari sisi industri.
“Praktik memang harus di lapangan. Memang sedikit agak susah, tetapi ada konten yang berkenaan dengan keilmuan atau profesi yang bisa dilakukan secara online. Ini bisa belajar dulu. Intinya kita harus memulai dari sekarang,” ungkap Gosche.
• VIRAL TERPOPULER: Pasangan Selingkuh Bunuh Diri hingga Ibu John Kei Nangis Tahu Pekerjaan Anaknya
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa dalam penerapan pendidikan vokasi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Pertama adalah isi atau kurikulum.
Kurikulum, ujarnya, harus disusun dengan memperhatikan kepentingan dan kebutuhan DUDI. Sehingga dalam penyusunannya, DUDI harus dilibatkan.
Kedua adalah pelaksanaan pelatihan di tempat kerja harus disesuaikan dengan pembelajaran di sekolah.
• Cara Melihat Pengumuman Hasil dan Daftar Ulang PPDB SMA/SMK Jawa Timur di ppdbjatim.net
Dalam hal ini, pihak industri harus mau memberikan kesempatan kepada siswa untuk benar-benar bisa belajar sesuai dengan keilmuannya.
Ketiga adalah tenaga pendidik di sekolah dan di tempat kerja atau industri harus benar-benar berkompeten.
Pendidik, ujarnya, harus mampu mentransformasikan keilmuannya kepada siswa dengan metode dan cara yang tepat.
• Siasat Menkes Terawan Turunkan Angka Kematian Pasien Covid-19 Jatim, Relaksasi RS Rujukan Kuncinya
Gosche menegaskan bahwa pendidikan kejuruan modern atau system vokasi membutuhkan dua tempat atau dua kaki, sebelah kanan sekolah dan sebelah kiri industri.
Dan ini tidak hanya dalam jangka waktu satu dua hari saja, tetapi harus pararel selama tiga tahun.
“Butuh tempat belajar di industri yang layak, yang bisa menerima siswa. Ada instrukur, kurikulum dan ada kolaborasi antara sekolah dengan DUDI sehingga industri dan sekolah berjalan bersama,” tandasnya.
Penulis: Sri Handi Lestari
Editor: Arie Noer Rachmawati