Virus Corona
Ngototnya China Gelar Festival Makan Daging Anjing, Padaha Covid-19 Belum Reda, Gak Gakut Kena Lagi?
China, yang disorot dunia karena dianggap sebagai sumber awal merebaknya virus Corona atau Covid-19 malah nekat menggelar Festival Makan Daging Anjing
Penulis: Ani Susanti | Editor: Januar
Pada bulan lalu, Kemeterian Pertanian Tiongkok sudah memasukkan anjing sebagai daftar hewan peliharaan dan bukan termasuk hewan ternak.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga memberikan peringatan keras terkait larangan memperdagangkan daging anjing sebagai bahan makanan.
Ini dikarenakan hewan tersebut bisa berisiko menularkan penyakit rabies dan kolera.
• Tewasnya Wanita di Jurang Pacet Disebut Pembunuhan Berencana, Polisi Kuak Ada Utang Rp 40 Juta
Aktivis hewan di China, Cynthia Zhang, telah berusaha keras bertahun-tahun untuk memperjuangkan hingga memprotes agar pemerintah mau membuat larangan tegas tentang anjing dan kucing sebagai bahan makanan.
"Kami telah menangani masalah ini selama bertahun-tahun, tetapi pemerintah terus mengeluarkan uang," kata Cynthia.
Mengonsumsi daging anjing di China pun menjadi sorotan dunia.
Namun, larangan tersebut diabaikan oleh sejumlah pedagang dan masyarakat di negara tersebut.
Hal ini terbukti dengan kembalinya diadakannya The Yulin Lychee and Dog Meat Festival pada tahun ini.

Sejarah The Yulin Lychee and Dog Meat Festival
Festival ini pertama kali diadakan pada tahun 2009.
Acara ini dibuat sebagai penanda datangnya musim panas.
Mengonsumsi daging anjing sudah dijadikan sebagai tradisi yang dianggap membawa keberuntungan serta kesehatan.
Beberapa orang percaya bahwa daging anjing dapat menangkal penyakit tertentu hingga meningkatkan gairah seksual untuk laku-laki.
Melansir Independent, sesuai dengan namanya festival ini juga menjadi musimnya leci.
• Nus Kei Komentari Hijrahnya Sang Keponakan, Kuasa Hukum John Kei Beri Larangan: Tuhan yang Jawab!
Selama acara, pedagang tak hanya menjual daging anjing saja.