Virus Corona
Ngototnya China Gelar Festival Makan Daging Anjing, Padaha Covid-19 Belum Reda, Gak Gakut Kena Lagi?
China, yang disorot dunia karena dianggap sebagai sumber awal merebaknya virus Corona atau Covid-19 malah nekat menggelar Festival Makan Daging Anjing
Penulis: Ani Susanti | Editor: Januar
Padahal Covid-19 belum reda, tapi China sudah gelar festival makan daging anjing.
Gak takut nih?
Simak selengkapnya di sini!
TRIBUNJATIM.COM - Kasus virus Corona atau Covid-19 di seluruh dunia belum juga mereda.
Di banyak negara, kasus virus Corona atau Covid-19 masih terus bertambah.
Namun, China, yang disorot dunia karena dianggap sebagai sumber awal merebaknya virus Corona atau Covid-19 malah nekat menggelar Festival Makan Daging Anjing.
Festival Makan Daging Anjing itu digelar pada 21-31 Juni 2020.
• Kisah Sejoli Gagal Nikah karena Ternyata Kakak Beradik, Hamil & Pacaran 5 Tahun, Fakta Pilu Terkuak
Kritik dan kecaman dunia makin kencang ke China karena dianggap tak sensitif pada keresahan dunia pada pandemi virus Corona.
Belum lagi kecaman dari kalangan para pecinta hewan.
Melihat ekspresi memelas anjing-anjing siap bantai untuk Festival Makan Daging Anjing, kritik dan kecaman makin kencang bak badai.
Namun, Festival tahunan daging anjing yang sudah dikecam namun tetap diselenggarakan sampai akhir Juni di China.
• Ucapan Ibu Mertua Bongkar Sikap Zaskia Gotik, 1 Pesan Sebelum Pisah Balik ke Jakarta: Jangan Marah
Melansir dari TribunStyle ( grup TribunJatim.com ), festival yang berlangsung saat pergantian musim panas ini diselenggarakan di Yulin, China.
Acara yang berlangsung mulai 21 - 31 Juni 2020 ini memperdagangkan lebih dari 10.000 daging anjing.
Tak hanya daging anjing, festival tersebut juga memperdagangkan daging kucing dan hewan liar lainnya.

Padahal, mengutip The New York Times, sejak virus Corona mewabah di Negeri Tirai Bambu pada akhir tahun lalu, pemerintah China telah melarang konsumsi daging anjing dan daging kucing.
Kota seperti Shenzhen dan Zhunhai menjadi daerah pertama yang menerapkan larangan tersebut.
Pada bulan lalu, Kemeterian Pertanian Tiongkok sudah memasukkan anjing sebagai daftar hewan peliharaan dan bukan termasuk hewan ternak.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga memberikan peringatan keras terkait larangan memperdagangkan daging anjing sebagai bahan makanan.
Ini dikarenakan hewan tersebut bisa berisiko menularkan penyakit rabies dan kolera.
• Tewasnya Wanita di Jurang Pacet Disebut Pembunuhan Berencana, Polisi Kuak Ada Utang Rp 40 Juta
Aktivis hewan di China, Cynthia Zhang, telah berusaha keras bertahun-tahun untuk memperjuangkan hingga memprotes agar pemerintah mau membuat larangan tegas tentang anjing dan kucing sebagai bahan makanan.
"Kami telah menangani masalah ini selama bertahun-tahun, tetapi pemerintah terus mengeluarkan uang," kata Cynthia.
Mengonsumsi daging anjing di China pun menjadi sorotan dunia.
Namun, larangan tersebut diabaikan oleh sejumlah pedagang dan masyarakat di negara tersebut.
Hal ini terbukti dengan kembalinya diadakannya The Yulin Lychee and Dog Meat Festival pada tahun ini.

Sejarah The Yulin Lychee and Dog Meat Festival
Festival ini pertama kali diadakan pada tahun 2009.
Acara ini dibuat sebagai penanda datangnya musim panas.
Mengonsumsi daging anjing sudah dijadikan sebagai tradisi yang dianggap membawa keberuntungan serta kesehatan.
Beberapa orang percaya bahwa daging anjing dapat menangkal penyakit tertentu hingga meningkatkan gairah seksual untuk laku-laki.
Melansir Independent, sesuai dengan namanya festival ini juga menjadi musimnya leci.
• Nus Kei Komentari Hijrahnya Sang Keponakan, Kuasa Hukum John Kei Beri Larangan: Tuhan yang Jawab!
Selama acara, pedagang tak hanya menjual daging anjing saja.
Mereka memperdagangkan minuman keras.
Sebelumnya, mengonsumsi daging anjing di China dianggap legal.
Di negara tersebut, hampir 10-20 juta anjing dibunuh untuk dikonsumsi per tahunnya.
Jika ditelusuri, di China, daging anjing sebagai bahan konsumsi sudah berlangsung setidaknya semenjak 400 tahun yang lalu.
• Cerita John Kei dan Ratusan Anak Buah, Saya Suruh ke Neraka, Mereka Pergi, Dimulai Ketika Ia Bebas
Sebuah survei yang dilakukan tahun 2017, tidak semua orang di Yulin mengonsumsi daging anjing setiap hari.
Padahal di sana banyak pedagang yang mempromosikan daging anjing secara terbuka.
Sedangkan sebuah survei nasional yang dilakukan pada tahun 2016 mengungkapkan, ada 64 persen warga Tiongkok menginginkan festival daging anjing ini ditutup.
Ada 69,5 persen tidak pernah makan daging anjing.
• Ini Motif Utama Penyerangan Nus Kei, Pengacara Kekeuh John Kei Sudah Tobat, Nus Kei: Itu Cuma Sampul
Seorang aktivis bernama Zhang Qianqian memperkirakan, festival ini tidak akan diselenggarakan lagi di masa depan.
Bisa jadi, ini menjadi tahun terakhir diadakannya festival Yulin.
"Dari apa yang kami pahami dari percakapan kami dengan penjual daging, para pemimpin mengatakan bahwa konsumsi daging anjing tidak akan diizinkan di masa depan," ungkap Zhang.
Namun ia juga tidak bisa memastikan larangan mengonsumsi daging anjing ini akan berjalan lancar.
"Tetapi melarang konsumsi daging anjing akan sulit dan akan memakan waktu," tambahnya.
• Tragedi Maut Pesta Pernikahan, Satu Keluarga di Semarang Positif Covid-19, Ibu Mempelai Tewas
Pada saat revolusi kebudayaan China, orang-orang memang dilarang untuk memelihara anjing.
Namun, kini China mencatat setidaknya ada 62 juta anjing yang dijadikan sebagai hewan peliharaan.
Meski demikian, perjuangan para aktivis hewan di Negeri Tirai Bambu maupun dunia yang mengecam praktik makan daging anjing akan masih berjalan panjang.
Terlebih perjuangannya ini melawan budaya makan daging anjing dan daging kucing di negara tersebut yang telah berlangsung ratusan tahun.
Sementara itu, sejak teridentifikasi akhir tahun 2019 lalu, virus Corona jenis baru telah menginfeksi jutaan orang di seluruh dunia.
Tercatat sebanyak 9.689.572 orang telah terpapar virus yang menyebabkan penyakit Covid-19 ini, di mana 5.249.820 dinyatakan pulih.
Virus SARS-CoV-2 juga telah menewaskan setidaknya 488.959 orang secara global.
Rincian lainnya, ada kasus aktif di seluruh dunia sebanyak 3.950.793 kasus, dengan 3.893.284 dalam kondisi ringan dan 57.509 mengalami kondisi serius.
• Virus Corona Belum Reda, Muncul Wabah Listeria dari Jamur Enoki yang Dianggap Penuh Gizi
Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul CHINA Nekat Gelar Festival Makan Daging Anjing Saat Heboh Corona, Lihat Ekspresi Anjing Siap Bantai dan Kompas.com dengan judul Update Corona di Dunia 26 Juni: 9,6 Juta Orang Terinfeksi, WHO Khawatirkan Peningkatan Kasus di Eropa.