Rapat Penanganan Banjir Kali Lamong Batal Gegara Pemkab Gresik Tak Hadir, DPRD: Tidak Serius
Pemkab Gresik tak adtang di jadwal sidang paripurna hak interpelasi bencana banjir Sungai Kali Lamong. DPRD Kabupaten Gresik nilai tidak serius.
Penulis: Sugiyono | Editor: Hefty Suud
TRIBUNJATIM.COM, GRESIK – Fraksi Nasdem DPRD Kabupaten Gresik menilai Pemkab Gresik tidak serius menangani bencana banjir Sungai Kali Lamong.
Padahal banjir di sana hampir setiap tahun terjadi.
Ketidak seriusan itu dilhat dari jadwal sidang paripurna hak interpelasi yang sudah diagendakan ditunda. Penyebabnya akibat Pemkab Gresik tidak hadir, Senin (29/6/2020).
• Terungkap Sosok Pembakar Mobil Via Vallen Jelas di CCTV, Sudah Ditangkap, Sang Biduan: Awas Koen!
• Cewek Ngamuk Ditinggal Mantan Nikah, Hajar Sang Cowok di Pelaminan, Banjir Tangis, Lihat Endingnya
Ketua Fraksi Nasdem DPRD Kabupaten Gresik, Musa, mengatakan, sidang paripurna hak interpelasi Kali Lamong ditunda akibat Pemkab Gresik tidak hadir.
Sehingga, pertanda Pemkab Gresik tidak siap dalam menyelesaikan bencana alam banjir.
Menurut Musa, BPBD Kabupaten Gresik sudah membentuk satuan tugas (Satgas) banjir yang dibentuk saat banjir kemarin.
• Warga Surabaya Enteng Covid-19, Polrestabes Blusukan Edukasi ke Pasar Keputran, Bagikan 1000 Masker
• Driver Online Maju ke Deputi OJK Regional 4 Ajukan 3 Tuntutan, 2 Tuntutan Disetujui
Seharusnya, satgas tersebut bisa menunjukkan kinerjanya dengan menghadiri rapat paripurna hak interpelasi tentang banjir Kali Lamong.
“Kalau tidak hadir, berarti Pemkab Gresik tidak serius menangani bencana banjir di Kali Lamong yang terjadi setiap tahun,” kata Musa yang juga sekretaris DPD Nasdem Kabupaten Gresik.
Menurut Musa, anggota DPRD Kabupaten Gresik menggunakan hak interpelasinya terhadap bencana banjir karena selama ini masyarakat di bantaran sungai Kali Lamong berlangganan bencana banjir setiap tahun di musim hujan.
“Kami ingin Pemkab Gresik lebih fokus dalam menyelesaikan bencana banjir yang terjadi setiap tahun. Sebab, banjir mempunyai dampak yang besar terhadap masyarakat. Misalnya, sering anak-anak yang tewas hanyut banjir. Tanaman padi terendam banjir. Belum dampak sosial yang harus diemban masyarakat,” katanya.
Penulis: Sugiyono
Editor: Heftys Suud