Virus Corona di Malang
Siasat Pengusaha UMKM Sepatu di Malang Bertahan Selama Pandemi, Jual via Online hingga Tebar Diskon
Pelaku usaha mikro, kecil dan menengah di Kota Malang turut merasakan dampak buruk pandemi Covid-19.
Penulis: Aminatus Sofya | Editor: Arie Noer Rachmawati
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Aminatus Sofya
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Malang turut merasakan dampak buruk pandemi Covid-19.
Pendapatan harian mereka merosot tajam. Beberapa di antaranya mencari solusi dengan menggencarkan pemasaran secara online.
Pemilik usaha sepatu rumahan Shoeka Shoes, David Wantino mengatakan, pemesanan produknya turun 30 sampai 40 persen karena pandemi Covid-19.
• UPDATE CORONA di Kota Batu Selasa 20 Juni, Total 61 Kasus Positif Covid-19, ODP 329 Orang, OTG 399
Biasanya, pemesanan sepatu setiap bulan tidak kurang dari 1000 pasang.
“Sekarang rata-rata 600 pasang pesanan. Berkurang 30 sampai 40 persenanlah,” tutur David, saat ditemui di rumah produksinya, Selasa (30/6/2020).
Agar usahanya bertahan di tengah pandemi, David mengandalkan promosi berupa pemotongan harga.
• Cewek Ngamuk Ditinggal Mantan Nikah, Hajar Sang Cowok di Pelaminan, Banjir Tangis, Lihat Endingnya
• Tingkah Janggal Pembakar Mobil Via Vallen di Kantor Polisi, Ngelantur & Tak Tenang, Motif Terungkap?
Cara tersebut, relatif dapat mengerek penjualan meski tak terlalu signifikan.
“Sejak awal Presiden mengumumkan pasien 01 dan 02, kami langsung gerak cepat sih bikin promosi. Dan hal itu kami lakukan sampai sekarang,” tutur dia.
Sejak usahanya berdiri, kata David, ia memang mengandalkan pemasaran secara online ketimbang offline.
• Heboh Aksi Risma Sujud 2 Kali ke Dokter, Wali Kota Juga Pernah Lakukan Ini: Cium Kaki Takmir Masjid
Transaksi di tokonya, hampir 90 persen dilakukan daring.
Sampai kini, Shoeka Shoes hanya memiliki satu toko offline yang berlokasi di Jalan Danau Maninjau, Kelurahan Sawojajar, Kecamatan Kedungkandang.
“Pemesanan paling banyak datang dari instagram, kedua website dan ketiga dari marketplace seperti Shopee,” ujar pria kelahiran Blitar ini.
• Via Vallen Menangis Ungkap Kronologi Mobil Alphardnya Dibakar Orang Tak Dikenal, Disiram Bensin
David mengatakan, belum pernah merumahkan karyawannya meski penjualan merosot.
Sebanyak 45 pekerja Shoeka Shoes tetap mendapat gaji seperti biasa dan tunjangan hari raya (THR).
Pun produksi Shoeka Shoes masih stabil yakni 30 hingga 45 pasang setiap hari.
“Karena kami sistemnya pre order jadi sesuai permintaan saja. Tetapi produksi tetap kok, antara 30 sampai 45 tiap hari,” ucap David.
Bahan Baku Terkendala
David sempat merasakan terkendala bahan baku akibat pandemi virus Corona.
Satu di antara bahan yang dia impor dari China, tersendat karena negara Tirai Bambu memberlakukan kebijakan karantina wilayah alias lockdown.
“Kalau langka kan pasti harga bahan jadi mahal ya. Tapi kami nggak kemudian naikin harga sepatunya. Selama masih ada margin untung, oke saja,” aku dia.
• Kisah Pedih Gadis Gagal Tunangan, Pernikahan Sirna saat Nyawa Calon Suami Diambil: Cuaca Pun Redup
Selain itu, penjualan sepatu ke sejumlah negara seperti Malaysia dan Singapura juga mandeg karena kedua negara lockdown.
Akibatnya, pesanan sepatu tertahan di jasa pengiriman dan membuat sikulasi bisnis David menjadi terganggu.
David berharap pemerintah bis segera mengambil tindakan agar pandemi Covid-19 segera mereda.
Sebab jika situasi tak normal terus berlangsung, ia khawatir banyak UMKM terus mengalami kesulitan bahkan bangkrut.
“Semoga pemerintah cepat mengambil kebijakan supaya kami tahu harus ngapain,” tutupnya.
Penulis: Aminatus Sofya
Editor: Arie Noer Rachmawati