Virus Corona di Surabaya
Tercatat 4 Dokter Covid-19 di Surabaya Meninggal Dunia, Ketua IDI Singgung 'Rumah Sakit Overload'
Sekitar 4 dokter di Surabaya meninggal dunia terpapar virus Covid-19. Ketua IDI Brahmana Askandar singgung soal rumah sakit overload.
Penulis: Yusron Naufal Putra | Editor: Hefty Suud
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Yusron Naufal Putra
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Sekitar empat dokter di Surabaya telah gugur dalam penanganan virus Corona ( Covid-19 ).
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya, Brahmana Askandar mengatakan, kebetulan keempatnya meninggal memang bukan murni dari virus Corona, tapi juga ada penyakit penyerta atau komorbid.
"Surabaya ada empat dokter yang Covid-19, meninggal, kebetulan keempatnya-empatnya ada komorbid (penyakit penyerta)," kata Brahmana.
• Rhoma Irama Manggung di Sunatan Picu Keramaian Bikin Bupati Geram, Siapa Sosok yang Berani Undang?
• DETIK-DETIK Mobil Via Vallen Dibakar Orang Tak Dikenal Dini Hari: Awas Kon Yo Tak Perkarakno
Brahmana menjelaskan, terpaparnya tenaga kesehatan memang bisa dari berbagai faktor.
Salah satunya, bisa tertular di rumah sakit. Sebab memang rumah sakit merawat pasien yang terpapar virus Corona.
"Rumah sakit jelas-jelas merawat Covid-19, apa lagi pasien covidnya misalnya di rumah sakit tersebut overload ya pasti (potensi) paparannya akan semakin tinggi," terangnya.
• Malam Pertama 48 Jam Berujung Kematian, Istri Tewas karena Ulah Mengerikan Suami, Baru 8 Hari Nikah
• Agustus Persela Lamongan Mulai Kembali Latihan Bersiap Liga 1, Nil Maizar Tunggu Regulasi Covid-19
Namun tidak melulu bisa tertular di rumah sakit, paparan virus ini juga memungkinkan terjadi dan bisa tertular di lingkungannya, atau selain di rumah sakit.
"Dokter kan juga punya aktifitas sosial," ungkap dia.
Melihat rentannya tenaga kesehatan tertular di rumah sakit, Brahmana mengatakan memang protokol di rumah sakit terus dievaluasi dan diperketat.
Begitu ada kejadian semacam itu, dilakukan mitigasi dan dipelajari apa yang menjadi penyebab. Hal itu dilakukan agar semakin menekan potensi tersebut.
"Karena Covid-19 ini adalah sesuatu yang baru, karena protokol itu mungkin gak bisa sama di satu daerah dengan daerah yang lain, karena harus mitigasinya, harus ada evaluasinya dan ternyata evaluasi-evaluasi oleh rumah sakit sudah dilakukan dan dilakukan pembenahan berdasarkan evaluasi itu," tambahnya.
Penulis: Yusron Naufal Putra
Editor: Heftys Suud