Virus Corona di Malang
Ngobrol Ceria UM Pembelajaran Daring di Masa Pandemi, Tantangan: Bekal Kurikulum Darurat Bencana
Ngobrol Ceria Universitas Negeri Malang bahas pendidikan daring di masa pandemi virus Corona. Kemendikbud sebut menjadi tantangan tersebdiri.
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Hefty Suud
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Demi mengatasi wabah virus Corona ( Covid-19 ), maka diberlakukan pembelajaran daring di semua jenjang pendidikan.
Bahkan Mendikbud sudah memutuskan pembelajaran daring diperpanjang hingga semester depan.
Hal ini karena 94 persen populasi masih berada di zona non hijau.
• Wujud Wanita Dipingit Ibu, 12 Tahun Hidup Isolasi Tak Pernah Lihat Langit, Rambut Gimbal Tak Sampoan
• Maia Estianty Keheranan Tahu Harga Makanan Kiriman Suami, Dul: Gak Salah Harga Bun?, Lihat Wujudnya
Untuk itu, LP3 Universitas Negeri Malang (UM) mengadakan serial webinar "Ngobrol Ceria" tentang pembelajaran di masa pandemi Covid-19, Selasa (30/6/2020).
Kali ini tentang implementasi kurikulum dan pembelajaran di sekolah menengah.
"Tujuannya agar bisa berbagi pengetahuan dan pembelajaran yang berkualitas untuk anak didik," kata Drs I Wayan Dasna MSi MPd PhD, Kepala LP3 UM.
Dalam acara tersebut, Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemendikbud Maman Fathurrohman PhD menyatakan keterbatasan dan kebiasaan baru ini menjadi tantangan.
• Carok Massal Pecah di Pasuruan, Sejumlah Orang Terluka, Polisi Sebut Pemicunya Dendam Lama
• Pemkab Tuban Gelontor Dana 241 Miliar Atasi Kasus Covid-19, Baru Terserap Rp 60 Miliar Buat 3 Sektor
"Ada sisi positifnya. Sehingga berupaya bersikap efisien dengan adanya Covid-19," jelas dia. Dengan kondisi yang ada, maka dalam implementasi kurikulum, sekolah dan dinas pendidikan agar tidak memaksakan kompetensi inti-kompetensi dasar karena darurat.
Sementara untuk penyerderhanaan kurikulum tahun ajaran 2020/2021 masih tahap progres.
"Nanti perlu ada permendikbud dalam konteks ada relaksasi kurikulum," jelas Maman.
Dikatakan, meski nanti Covid-19 tidak ada lagi, perlu dilakukan fleksibilitas kurikulum.
Karena masalah tidak hanya pandemi Covid-19, bisa jadi ada bencana alam lainnya.
Misalkan tsunami, konflik sosial, perang dll. Sehingga pemerintah harus menyiapkan kurikulum yang adaptif.
Bahkan dari PGRI juga mengusulkan adanya kurikulum darurat bencana.
Ini mengisyaratkan ada kebutuhan masyarakat akan itu. Selain adaptif juga perlu melibatkan kearifan lokal dalam pembelajarannya.