Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Bertahan Selama Covid-19, Jarwo Susanto Buka Kelas Belajar Buat Tempe Bang Jarwo Dolly di Rumah Saja

Jarwo Susanto mengadakan workshop pelatihan membuat tempe Bang Jarwo Dolly selama pandemi Covid-19. Tertarik mengikuti?

Penulis: Ficca Ayu Saraswaty | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM/FICCA AYU SARASWATY
Jarwo Susanto saat menunjukkan produk tempe Bang Jarwo di rumahnya, Jalan Kupang Gunung Tembusan 2/6, Surabaya. 

Jarwo memutuskan menjadi pembuat tempe dan memasarkan di kawasan Dolly. Respon yang baik dari para tetangga membuat ia bergairah.

Jarwo Susanto, owner tempe Bang Jarwo saat ditemui di rumahnya, Jalan Kupang Gunung Tembusan 2/6, Surabaya.
Jarwo Susanto, owner tempe Bang Jarwo saat ditemui di rumahnya, Jalan Kupang Gunung Tembusan 2/6, Surabaya. (TRIBUNJATIM.COM/FICCA AYU SARASWATY)

Usaha tempe yang sudah didirikan Jarwo dan keluarganya sejak 10 Oktober 2014 itu saat ini menjadi penyambung hidup bagi dirinya sebagai warga terdampak penutupan lokalisasi Dolly.

Jarwo tak menutupi fakta bahwa di masa pandemi Covid-19 ada penurunan omzet pada usaha tempenya sekira 30%. Namun, ia tetap mencari cara agar tempe produksinya laku.

“Selama pandemi, puter otak, ngadain pelatihan membuat tempe di rumah aja,” ujarnya.

Ide kreatif ini muncul kala permintaan konsumen untuk belajar membuat tempe meningkat. Tapi dikarenakan ada Covid-19, Jarwo bernisiatif untuk mengadakan kelas pelatihan di rumah saja.

Cukup membayar Rp 65.000 per orang dengan minimal 10 orang, para peserta sudah mendapat alat dan bahan serta cara membuat tempe.

Para peserta workshop pelatihan membuat tempe Bang Jarwo akan mendapat 500 gram kedelai dan diajari langsung oleh Jarwo.

Masuk New Normal, Meeber Teknologi Beri Solusi Bisnis Baru Lewat Contactless Store

Kasus Covid-19 di Bank BUMN Kota Malang Belum Jadi Klaster Baru, Gugus Ungkap Masih Pelacakan

Tempe Bang Jarwo sehari-harinya dijajakan Jarwo dengan sepeda, namun selama pandemi berganti menggunakan sepeda motor karena sebagian besar pagar kampung ditutup.

Jarwo biasa mengirim tempe buatannya ke perumahan di sekitar tempat tinggalnya. Tak lupa juga ia mengenakan masker selama berkeliling tersebut.

Saat ditanya kelebihan tempenya, Jarwo menyebut tempe yang dijual di pasar-pasar tradisional mungkin banyak, namun tempe miliknya kaya akan sejarah.

Hal senada juga diutarakan oleh pelanggan setianya, Gancar C. Premananto, KPS Magister Manajemen FEB Unair.

Jarwo Susanto saat menunjukkan packaging atau kemasan produk tempe Bang Jarwo.
Jarwo Susanto saat menunjukkan packaging atau kemasan produk tempe Bang Jarwo. (TRIBUNJATIM.COM/FICCA AYU SARASWATY)

“Pertama kalau masalah rasa, saya mendapat informasi dari teman-teman rekan dosen yang pernah merasakan tempe goreng, tempenya lebih enak sih.

Kedua, tempe Bang Jarwo memiliki sejarah yang luar biasa. Ada nilai perjuangan untuk mencari kehalalan rezeki. Sebagai pengajar pemasaran, branding Bang Jarwo luar biasa.

Ketiga, semangat menerapkan Manajemen Pemasaran modern sangat terasa pada seorang Bang Jarwo.

Ia mampu membangun merek yang solid. Hal itu yang jarang muncul pada UMKM, dan ada pada Bang Jarwo,” ungkap Gancar saat dihubungi TribunJatim.com, (Minggu, 5/7/2020).

Diwaduli Pelaku UMKM Gresik, Gus Yani Langsung Tawarkan Solusi Jangka Pendek hingga Panjang

Berkunjung ke Sentra Perajin Topi dan Tas Sidoarjo, BHS Paparkan Program Penanganan Untuk UMKM

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved