Virus Corona di Jawa Timur
Dindik Jatim Siapkan 3 Metode Belajar untuk SLB di Masa Pandemi, Bisa Disesuaikan Kemampuan Siswa
Dinas Pendidikan Jawa Timur buat 3 metode belajar untuk SLB di masa pandemi virus Corona. Bisa disesuaikan dengan kemampuan siswa.
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Hefty Suud
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Pola pembelajaran di masa pandemi virus Corona ( Covid-19) menuntut kreativitas para pengajar.
Khususnya dalam dunia pendidikan inklusi dan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).
Pasalnya tahun ini 19.265 siswa dari 71 SLB Negeri dan 373 SLB swasta di Jawa Timur melaksanakan pembelajaran daring.
• Sinopsis Meri Durga Episode 114 Selasa, 21 Juli 2020, Drama India Tayang di ANTV
• Sutiaji Imbau Panitia Kurban di Malang Tetap Terapkan Protokol Kesehatan saat Hari Raya Idul Adha
Untuk itu Dinas Pendidikan Jawa Timur ( Dindik Jatim ) melalui PKPLK (pendidikan khusus dan pendidikan layanan khusus) membuat tiga model sistem pembelajaran bagi Sekolah Luar Biasa (SLB) selama masa pandemi.
Yakni daring, orang tua datang ke sekolah dan sistem guru melakukan home visit.
Kepala Bidang Pembinaan PKPLK, Suhartono menjelaskan penerapan tiga sistem pembelajaran ini berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan dengan MKKS se-Jatim dan pengawas pendidikan khusus di Jatim, selama rentan waktu Maret hingga Juni untuk mengukur kesiapan sekolah berdasarkan program kerja.
• Gelontor 10.000 Masker, Polrestabes Surabaya Bersama Bonek Komitmen: Surabaya Hijau Covid-19
• Viral, Akun Twitter Sebut RS di Surabaya Paksa Seseorang Jadi Pasien Covid, Ini Klarifikasi PERSI
Hasilnya, sebanyak 11 persen sekolah tidak menyusun program kerja, dan 89 persen lainnya menyusun. Sedangkan untuk model pembelajarannya, ada enam yang digunakan sekolah.
"Seperti 5 persen menggunakan video call/video conference, 9 persen aplikasi online untuk penugasan melalui laporan wa (whatsapp), 14 persen penugasan bukan menggunakan aplikasi dan diserahkan saat masuk dan 24 persen penugasan manual, serta 29 persen model lain. Dari hasil ini kami bikin 3 model pembelajaran ini," ujar dia.
Dari tiga sistem pembelajaran tersebut wali murid bisa memilih model pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan untuk putra-putrinya.
Jika menggunakan sistem daring, maka peran guru yang didorong untuk membuat model pembelajaran inovatif sesuai kemampuan anak.
Namun, jika wali murid terkendala secara sarana prasarana, dengan kata lain terbatas secara kuota atau media komunikasi maka bisa menggunakam sistem kedua dengan orangtua datang ke sekolah untuk mengambil materi siswa untuk pembelajaran mandiri.
"Atau jika merasa khawatir dengan adanya Covid-19 atau kesulitan dalam pembelajaran siswanya karena hambatan tertentu, guru bisa mendatangi rumah siswa yang betul-betul tidak bisa hadir kesekolah untuk dilakukan pendampingan selama pembelajaran," jabar Suhartono.
Diakui Suhartono, tiga cara tersebut, dinilainya mampu memfasilitasi pembelajaran dimasa pandemi. Sebab, selama pandemi controling guru juga terus dilakukan yang juga melibatkan pengawas.
"Ini ada laporan. Jadi apa yang dilakukan oleh guru dan siswa setiap akhir bulan ini dilakukan laporan," jabarnya.
Penulis: Sulvi Sofiana
Editor: Heftys Suud