Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Virus Corona di Kota Batu

Semangat Anjani Ringankan Beban Warga Batu di Masa Pandemi Covid-19, Rangkul Korban PHK Jadi Pebatik

Semangat berbagi Anjani Sekar Arum, pemilik dari Sanggar Batik Andhaka di tengah pandemi Covid-19. Gandeng warga kena PHK jadi pebatik.

Penulis: Benni Indo | Editor: Hefty Suud
ISTIMEWA/HUMAS ASTRA
Kegiatan edukasi membatik di Sanggar Batik Andhaka, Bumiaji, Kota Batu. 

TRIBUNJATIM.COM, BATU - Siang hari yang cerah, dua perempuan muda menggotong sebuah gawangan secara perlahan, lalu ditaruh di halaman galeri batik di sebuah rumah, di Desa Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur.

Gawangan itu tidak digunakan untuk menggantung kain batik seperti biasanya, melainkan dipenuhi berbagai jenis keperluan rumah tangga sehari-hari.

Ada beras, gula, sabun cuci dan sebagainya. Tak lama, beberapa warga terlihat mengambil kebutuhan sehari-hari tersebut, sambil mengucapkan terima kasih ke Anjani Sekar Arum, pemilik dari Sanggar Batik Andhaka.

Drama Suami Ketakutan setelah Malam Pertama, Syok Lihat Wajah Istri Beda Drastis, Langsung Ceraikan

Bangunan Baru Pasar Karangan Trenggalek Mulai Beroperasi, Bupati: Ini Denyut Ekonomi Masyarakat

“Sebelum Lebaran, setiap hari selama tiga minggu kami menyediakan sembako di gawangan untuk siapa saja yang memerlukan dan dananya berasal dari kas galeri sendiri. Sekarang setiap ada pelanggan saja, kami menyediakan sembako untuk warga sekitar, sebagai ungkapan rasa syukur,” ungkap Anjani.

Anjani terus berusaha meringankan beban masyarakat sekitar akibat pandemi virus Corona ( Covid-19 ).

Anjani merupakan penerima apresiasi Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2017 di bidang kewirausahaan.

Jadwal MotoGP Andalusia 2020, Marc Marquez Absen, Mampukah Fabio Quartararo Raih Gelar Juara Lagi?

Bawaslu Gresik Beber Temuan Petugas Coklit Melanggar Aturan, KPU: Perlu Dicek dan Klarifikasi

Dua tahun setelahnya, Anjani dipercaya menjadi penggerak Desa Sejahtera Astra (DSA) di Desa Bumiaji.

Kiprah Anjani tak berhenti sampai di situ. Pada masa pandemi seperti saat ini, Anjani berupaya membantu masyarakat sekitarnya dengan kemampuan yang dimilikinya, terutama dalam membantu masyarakat di sekitarnya yang terkena pemutusan hubungan kerja akibat pandemi.

Menurut data yang dicatat oleh desa, ada sekitar 96 warga Desa Bumiaji yang terkena pemutusan hubungan kerja sebagai dampak dari pandemi yang berlangsung sejak Maret 2020. Ada yang tadinya bekerja sebagai pramusaji restoran atau toko oleh-oleh dan karyawan di lokasi wisata.

Dari sebagian besar warga tersebut, Anjani memberikan ‘kail’ bagi 13 orang dengan menjadi pewarna batik dan penjahit.

“Dari 13 orang ini, delapan orang kami latih menjahit dan lima orang lainnya kami latih untuk mewarnai batik. Mereka mendapatkan uang dari hasil karya mereka yang terjual, sama seperti pembatik yang sudah lama,” tambah Anjani.

Dikatakan Anjani, soal kualitas kain batik, semua tergantung pada niat sang pembatik. Jika Ia berniat membuat batik dengan tingkat kesulitan yang tinggi, akan perlu waktu yang lama, tetapi dapat dijual dengan harga yang tinggi juga. Misalnya saja, kain batik Anjani ada yang terjual seharga Rp 13 juta.

“Iya waktu itu dibeli orang Papua, alhamdulillah. Tapi itu sebelum pandemi, kalau sekarang kami memberikan diskon, misalnya yang tadinya Rp 4 juta menjadi Rp 2,5 juta,” ujar Anjani.

Pandemi juga membuat Anjani tergerak membagikan masker kain secara gratis.

Ada 500 masker kain dengan motif khas batik bantengan dibagikan ke masyarakat sekitar. Hingga kini, galeri batiknya terus memproduksi masker kain batik dan sudah terjual sekitar 12.000 buah.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved