Pesawat Perang Rp 3,8 Triliun yang Ingin Diboyong Prabowo, 'Saya Ingin Beli 15', Kekuatan Dahsyat
Inilah kedahsyatan pesawat tempur yang dilirik Prabowo untuk diboyong ke Indonesia, ternyata Prabowo punya keinginan beli 15 unit!
TRIBUNJATIM.COM - Mari mengintip kekuatan pesawat perang Eurofighter Typhoon yang ingin diboyong Menhan Prabowo untuk membela tanah air.
Satu unit pesawat perang Eurofighter Typhoon harganya tak main-main yakni mencapai Rp 3,8 Triliun.
Saat ini, pesawat Eurofighter Typhoon merupakan jenis jet tempur yang jadi salah satu armada perang paling mahal yang dibuat Eropa.
Meskipun saat ini Indonesia sedang mengalami pandemi Covid-19, rupanya ada yang sengaja dilakukan Menhan Prabowo.
Yakni mulai melirik membeli dan memboyong pesawat-pesawat tempur perang seperti yang satu ini.
• Militer Indonesia Jadi Nomor 1 di Asia Tenggara, Menhan Prabowo Tambah 500 Unit Kendaraan Taktis
Dikutip dari Intisari ( Grup TribunJatim.com ), mari kita melihat kekuatan pesawat satu ini.
Dikutip dari harian Kompas via Intisari pada Selasa (21/7/2020), Prabowo berkirim surat kepada Menteri Pertahanan Austria Klaudia Tanner mengenai tawaran untuk membeli 15 pesawat tempur Eurofighter Typhoon bekas pakai milik Austria.
Informasi mengenai surat penawaran itu diungkap media Austria, Kronen Zeitung.
Dalam artikelnya, kepemilikan pesawat Eurofighter Typhoon sebenarnya jadi perdebatan publik di Austria.
Ini karena ada indikasi korupsi pembelian pesawat tersebut oleh Austria beberapa tahun silam.
• Menggelitik, Prabowo Ternyata Bisa Ngeprank, Stafnya yang Tertidur Dibangunkan dengan Cara Ini
Pesawat tersebut juga dianggap sebagai pemborosan anggaran negara karena biaya operasionalnya yang mahal, yakni mencapai 80.000 euro atau Rp1,3 miliar per jam.
Di Austria, rencana memensiunkan Typhoon ini masih tarik ulur.
Tahun 2017, situs flightglobal.com mencatat, Menhan Austria mengatakan akan memensiunkan 15 Tranche 1 Eurofighter Typhoon tahun 2020.
Namun, janes.com menulis pada 6 Juli 2020, Menhan Austria Klaudia Tanner mengatakan akan mempertahankan pesawat Typhoon ini karena ada kontrak dengan Airbus yang jika diputuskan akan memakan biaya penalti.

Dalam surat berkop Kementerian Pertahanan RI tertanggal 10 Juli 2020 dan ditandatangani Menhan Prabowo Subianto, disebutkan bahwa Indonesia ingin memenuhi kebutuhan organisasi angkatan bersenjatanya.