Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kisah Mahasiswi Hamil Kembar Ditinggal Pacar, Endingnya Sampai Viral, Psikolog Ungkap Perasaan

Inilah kisah mahasiswi yang hamil bayi kembar. Kisahnya sampai viral. Simak selengkapnya!

Penulis: Ignatia | Editor: Januar
Drug Center
Ilustrasi hamil 

"Makasih atas support kalian

Aku jadi punya semangat buat kedepannya

Aku mutusin bakal Rawat Anakku, aku gamau dia diadopsi orang lain

Makasih buat yang ingin adopsi anakku, kalian perhatian bgt sama aku

Mungkin aku akan jujur ke ortu setelah aku melahirkan nnti." tulisnya.

Viral kisah seorang mahasiswi yang tengah mengandung bayi kembar berusia tujuh bulan dan mengaku tak siap atas kehamilannya tersebut.
Viral kisah seorang mahasiswi yang tengah mengandung bayi kembar berusia tujuh bulan dan mengaku tak siap atas kehamilannya tersebut. (Kolase TribunJatim.com (Sumber: Instagram.com/@smart.gram))

Kata Psikolog

Nasib menyedihkan yang dialami perempuan muda satu ini pun menjadi perhatian banyak pihak termasuk psikolog.

Dikutip dari Tribunnews.com, psikolog bicara soal apa yang mendasari perempuan tersebut menceritakan curhatannya.

Psikolog juga memberikan pesan serta nasehat agar sang ibu muda yang hamil itu tetap kuat menghadapi masa mengandungnya.

R Yuli Budirahayu, Psikolog dari Jasa Psikologi Indonesia (JASPI) Surakarta menuturkan ada banyak faktor yang membuat mahasiswi tersebut tak ingin ada yang tahu bahwa dirinya sedang mengandung.

Mimpi Buruk Wanita Hamil Hadiri Resepsi, Saksikan Suami Sendiri di Pelaminan, Ending Malu: Ditunda

"Banyak dorongan, ada perasaan yang berkecamuk, takut, malu, hingga ada harapan jangan sampai orang mengetahui," ungkapnya, pada Sabtu (25/7/2020).

Yuli mengatakan kebingungan wanita itu juga bisa jadi disebabkan karena minimnya pengetahuan seputar kehamilan dan edukasi seks.

Berdasarkan penjelasannya, solusi paling baik adalah tetap menjalin komunikasi dengan orang-orang terdekat.

Miris, Ibu Hamil Tak Sadar Makan Sup Daging Tikus, Respons Restoran Kejam: Kami Beri Uang, Gugurkan

"Meskipun jauh dari keluarga, harus ada komunikasi dengan orangtua, siapa tahu ada respons yang menenangkan sehingga psikologisnya menjadi tenang," ungkapnya.

"Kalau kondisi kos di rantau pasti ada teman-teman sosial di lingkungannya. Paling tidak mencari dukungan dulu apa yang harus ia lakukan," kata Yuli.

Halaman
1234
Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved