Virus Corona di Malang
Rapid Test di Lab Kesda Malang Hanya Buat Instansi, Satgas Covid-19: Belum Ada Tarif Retribusinya
Kegiatan rapid test di Laboratorium Kesehatan Daerah milik Dinas Kesehatan Kota Malang hanya untuk instansi belum komersil.
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Kegiatan rapid test di Laboratorium Kesehatan Daerah milik Dinas Kesehatan Kota Malang hanya untuk instansi, lembaga pemerintah yang mendapat rekom. Belum untuk kegiatan komersil.
"Ini karena belum ada tarif retribusinya. Jadi yang melakukan rapid test di Lab Kesda adalah institusi atau lembaga dengan gratis," jelas dr Husnul Muarif, Humas Satgas Covid-19 Kota Malang pada TribunJatim.com, Selasa (28/7/2020).
Sedang jumlahnya tergantung instansinya. Ia menyebut yang sudah melakukan rapid test di Lab Kesda seperti BNN sebanyak 35 orang dan Kejaksaan Negeri.
• KIAT Pengusaha Kerajinan di Kediri Bertahan saat Pandemi, Manfaatkan Media Sosial Buat Promosi
"Dari Kejari sudah punya rapid test sendiri namun kita hanya bantu 30," jelasnya. Juga komunitas wartawan.
Karena tidak ada acuan restribusinya, maka untuk masyarakat umum diarahkan ke lab swasta.
Dikatakan pria yang juga pejabat di Dinkes Kota Malang ini, untuk bisa dimanfaatkan masyarakat umum, maka harus mengubah perda tentang retribusinya dulu. Yang diketahui sejauh ini belum ada kebijakan mengenai itu.
• VIRAL Rumah Reot Terjual Rp 9 M, Tak Ada Toilet, Fakta di Balik Harga Terkuak, Lihat Penampakannya
• VIRAL Curhat Pria Setubuhi Anjing, Gara-gara Nonton Video, Padahal Istri Hamil, Ending Nasib Miris
Tarif rapid test oleh Menkes Terawan telah disamakan beberapa waktu lalu sebesar Rp 150.000. Sebelum ini, tarif rapid test beragam.
Dikatakan Husnul, masyarakat yang melakukan pemeriksaan mandiri warga di lab juga disampaikan ke Dinkes.
"Semua hasil pemeriksaan masyarakat di lab dilaporkan kok," jawabnya.
• VIRAL Pramugari Cantik Salat di Pesawat, Video Tak Sengaja Merekam, Wajahnya Buat Heboh: Best View
Sedang soal peningkatan data pasien terkonfirmasi positif di Kota Malang karena begitu banyaknya sampel yang diperiksa di tiga lab PCR RS yang ada.
Jumlah sampelnya melebihi kapasitas. Misalkan di RS UB dan RS Lavallette kemampuannya 80-100 sampel. Tapi yang masuk sebanyak 150-200 sampel. Sehingga data positifnya diketahui membengkak belakangan.
Sedang untuk pasien sembuh diharapkan juga meningkatkan. Sebab ada revisi 5 di buku pedoman yang dikeluarkan Kemenkes.
• Peserta UTBK SBMPTN 2020 Unair dan ITS Sempat Reaktif Bisa Ikut Ujian Ulang, Berikut Jadwal Tesnya
Dimana pasien sembuh dari OTG (Orang Tanpa Gejala) setelah 14 hari isolasi dinyatakan sembuh.
Sehingga tidak perlu tes lagi. "Misalkan dia positif tapi OTG, setelah 14 hari dinyatakan sembuh. Namun tetap kita beri edukasi boleh berkegiatan tapi tetap memperhatikan protokol kesehatan. Jangan sampai ditinggalkan," jawabnya.
Penulis: Sylvianita Widyawati
Editor: Arie Noer Rachmawati