Bandar Sabu Ditembak Mati Ternyata Residivis, Simpan 2 Kg Sabu Teh Cina di Gudang Sidoarjo
Bandar narkotika jenis sabu ditembak mati Satresnakroba Polrestabes Surabaya ternyata residivis. pelaku simpan 2 kg sabu di gudang Sidoarjo.
Penulis: Firman Rachmanudin | Editor: Hefty Suud
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Baru saja keluar dari penjara pada Februari 2020, VE (25) warga Surabaya kembali geluti bisnis narkotika.
VE ditangkap Satresnarkoba Polrestabes Surabaya pada 2015 dan menjalani hukuman 5 tahun penjara.
Setelah keluar, ia kembali menjadi bandar narkotika jenis sabu dan memiliki beberapa kurir di wilayah Surabaya-Sidoarjo.
• Pekerja Seni Gresik Boleh Gelar Pertunjukan Lagi, Ketua DPRD Fandi Akhmad Yani: Ada Juknis Detail
• Guncangan Keras Akibat Ledakan Pabrik Bioethanol di Mojokerto, Warga Ketakutan: Suara Seperti Bom
Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Jhonny Edison Isir menyebut, tersangka memiliki trackk record cukup besar menjadi penyuplai narkotika.
Hasil identifikasi, VE dikendalikan oleh seorang bandar yang ada di dalam lapas Porong berinisial R.
"Kami sudah ikuti dan identifikasi, VE ini merupakan anak buah dari R yang ada di Lapas," kata Isir, Senin (10/8/2020).
• Nyatakan Pasien Muntah Darah Bisa Rawat Jalan, Dokter RSUD Blambangan Dianiaya, Pelaku: Kecewa
• JPU Kejari Tulungagung Banding Putusan Terdakwa Korupsi Bantuan Sapi Dinas Peternakan Jatim 2017
Bebas Februari 2020 lalu, VE kembali ditangkap unit Idik III Satresnakroba Polrestabes Surabaya, Rabu (5/8/2020) malam, VE kemudian sempat jalani interogasi.
Kepada polisi VE membongkar jaringannya yang merupakan anak buahnya.
"Kami bagi tim, satu tim bergerak mengamankan dan menggeledah safe house tersangka VE, satu tim lainnya, bergerak memburu kurir yang merupakan anak buah VE," tambahnya.
Hari itu juga,polisi berhasil mengamankan AA (23),VV (20), JR (23) dan DM (27).
Setelah sempat dikeler, Minggu (9/8/2020), VE menunjukkan letak salah satu gudangnya yang ada di Porong Sidoarjo.
Disana, VE menunjukkan sebuah tas berwarna hitam yang merupakan tempat menyimpan dua kilogram sabu dalam kemasan teh china.
Alih-alih mengambil barang bukti, dengan tangan terborgol, VE malah mengambil senjata jenis pistol air soft gun di dalam tas tersebut dan berusaha menyerang polisi.
"Saat itulah, karena dianggap membahayakan nyawa petugas, akhirnya terpaksa kami lakukan tindakan tegas terukur," beber Isir.
VE sempat dilarikan ke rumah sakit terdekat usai ditembak polisi,namun nyawa VE tak tertolong saat di perjalanan.
Bandar besar sabu itu akhirnya tewas diperjalanan dan jenazahnya telah dibawa ke RSUD dr Soetomo.
Isir menegaskan, tak akan main-main dengan para pengedar narkoba.
"Kami akan terus melakukan profiling termasuk kepada jaringan atasnya. Jadi kami tidak segan melakukan tindakan tepat,keras, tegas dan terukur bilamana diperlukan saat melakukan proses penangkapan dan pemberantasan narkotika ini,"tandas Isir.
Sementara itu, DM salah satu pelanggan VE mengaku sudah sejak sebulan ini mendapat kiriman sabu secara ranjau.
Sabu itu diedarkan dengan paket hemat yang dikemas dengan harga 200 sampai 300 ribu rupiah per poketnya.
"Baru sebulan ambil di VE. Itu saya kirim uangnya via transfer. Barang baru dikirim secara ranjau. Saya dihubungi saja," akunya.
Dari tangan para tersangka, polisi menyita kurang lebih 2 paket sabu dua kilorgram dalam kemasan teh Guanyingwan milik VE, 18 poket sabu seberat 14,68gram dari AA, VV dan JR dan 41 poket sabu seberat 26,63 gram sabu dari tangan DM.
Penulis: Firman Rachmanudin
Editor: Heftys Suud