Pilwali Surabaya 2020
PDIP Belum Umumkan Rekom untuk Pilwali Surabaya, Pengamat Sebut Soal Plus Minus: Pilkad Sulit
PDI Perjuangan masih belum menurunkan rekomendasi untuk Pilkada Surabaya 2020 hingga saat ini.
Penulis: Yusron Naufal Putra | Editor: Januar
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Yusron Naufal Putra
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - PDI Perjuangan masih belum menurunkan rekomendasi untuk Pilkada Surabaya 2020 hingga saat ini.
Molornya rekomendasi PDIP ini bakal memunculkan plus dan minus dalam sebuah kontestasi politik
Pengamat politik dan Peneliti Surabaya Survei Center (SSC) Surokim Abdussalam mengatakan, sikap seperti ini kelebihannya yaitu dapat menyembunyikan kekuatan pada lawan guna memberi efek kejut.
"Sekaligus bisa merusak fokus konsentrasi lawan dan juga mendelay lawan," kata Surokim, Selasa (11/8/2020).
Kondisi seperti itu, menurut Surokim juga bisa membuat PDI Perjuangan bisa mengontrol situasi politik dan bisa membuat rasa penasaran publik.
• Direkomendasikan PDIP Maju Pilkada Ponorogo 2020, Sugiri Sancoko-Lisdyarita Siap Kalahkan Petahana
Sehingga, PDI Perjuangan tetap menjadi episentrum isu Pilkada di Surabaya.
Selain lantaran partai berlambang banteng moncong putih itu memiliki catatan positif dalam kontestasi Pilkada di kota pahlawan.
"Saya pikir itu juga bisa menjadi bagian dari strategi menganggu konsentrasi lawan," ujar Dekan Fisib Universitas Trunojoyo Madura itu.
Namun, lanjut Surokim, rekomendasi di menit akhir itu juga harus dipersiapkan betul.
Sebab, rentang waktu untuk melakukan sosialisasi kontestan pasangan calon juga dirasa tidak banyak.
"Sementara pilkada kali ini tidak biasa dan masuk kategori pilkada sulit yang butuh persiapan panjang dan ekstra keras," ungkapnya.
Diluar itu semua, Surokim menilai PDI Perjuangan memang sangat berhati-hati untuk Pilkada Surabaya 2020. Bahkan ekstra hati-hati.
Sebab, kontestasi menuju Balai Kota itu tetap menjadi perhatian penuh partai besutan Megawati Soekarnoputri.
"PDIP menurut saya tetap menjadikan Surabaya sebagai liga Pilkada penting sehingga pengambilan keputusan juga alot," tambah Surokim.