Tunggu Surabaya Masuk Zona Oranye, SMKN 6 Gelar Simulasi Pembelajaran Tatap Muka
Pembelajaran tatap muka (PTM) akan dimulai 18 Agustus mendatang belum bisa diikuti SMA dan SMK di Surabaya.
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Pipin Tri Anjani
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) yang akan dimulai 18 Agustus mendatang belum bisa diikuti SMA dan SMK di Surabaya.
Namun, sejumlah simulasi protokol kesehatan mulai dilakukan sekolah yang menjadi pilot projek pelaksanaan PTM sambil menunggu Surabaya memasuki zona oranye.
Satu di antaranya terlihat di SMKN 6 Surabaya.
Mulai dari petunjuk arah masuk dan keluar, pengecekan suhu, physical distancing hingga cuci tangan sebelum masuk kelas, dilakukan dengan tertib oleh para siswa.
Kepala SMKN 6 Surabaya, Bahrun menuturkan adanya simulasi tersebut untuk mengetahui kesiapan dan kekurangan pihak sekolah dalam penyelenggaraan PTM.
• Gelar Pembelajaran Tatap Muka, Dua Lembaga Bimbingan Belajar di Kota Kediri Ditegur Satpol PP
• Siswa di Tulungagung Terpapar Covid-19, Bermula dari Ayah, Belajar Tatap Muka Diminta Dihentikan
Sebab, penerapan protokol kesehatan tidak hanya dilakukan di lingkungan sekolah, melainkan juga saat siswa berangkat dari rumah. Pihaknya juga menyediakan 9 thermo gun dan 30 lebih wastafel di sudut sekolah.
"Dari evaluasi di hari pertama (Selasa,12/8/202) kami masih melihat adanya penumpukan saat pulang. Karena ada yang dijrmput dan bawa motor sendiri. Ini akan kita evaluasi. Afgar tetap tertib dan menjaga jarak," urainya, Rabu (12/8/2020).
Selain itu, penempatan wastafel, dan tingkat kesadaran siswa untuk menjaga jarak masih minim.
• Tragedi Pernikahan Bubar Paksa Gegara Adat, Pilu Nasib Korban Kebrutalan Ormas,Saksi: Kasihan Aparat
"Memang ini kebiasaan baru. Karena masih belum terbiasa, jadi guru-guru juga sering mengingatkan untuk tetap menjaga jarak," imbuhnya.
Dikatakan Bahrun, dengan waktu simulasi selama empat hari ini, pihaknya akan membuat pola yang berbeda setiap harinya.
Hal ini didasarkan dari evaluasi yang dilakukan setiap harinya.
Selain itu untuk mencari formulasi protokol yang sesuai dengan keadaan sekolah agar kesehatan siswa dan guru juga tetap terjamin.
"Jadi memang untuk protokol kesehatannya kita buat ketat. Meskipun simulasi siswa yang datang juga harus bawa surat pernyataan sehat dari orang tua tidak perlu ke rumah sakit dan puskesmas. Begitupun jika orang tua tidak berkenan anaknya masuk, ya kami ikutkan belajar daring," jabarnya.
Dalam PTM nanti, Bahrun menjelaskan jika materi yang disampaikan akan berfokus pada teori dan pembelajaran adaptif-normatif.
Pasalnya, pembelajaran tatap muka maksimal hanya tiga jam pelajaran.
• Bocor Ancaman Anang ke Ashanty Jika Ikut 1 Kegiatan ini, Ditalak, Ayu Dewi Syok, Aurel: Baru Tahu!
"Ada pemampatan kompetensi dasar (KD) materi yang akan disampaikan. Kami sudah koordinasi dengan guru mapel (mata pelajaran) karena waktunya hanya 4 jam, maka ini tugasnya guru-guru untuk berkreasi dengan materi dan waktu yang diberikan terbatas," tambahnya.
Namun, untuk pembelajaran materi produktif atau kejuruan, pihaknya akan menggunakan metode center of teacher.
Di mana, ketika praktikum guru yang akan mempraktikkan dan siswa menganalisanya.
"Untuk metode itu akan diterapkan di jurusan-jurusan yang bisa praktek mandiri seperti kecantikan. Tapi untuk praktik yang dilakukan secara kelompok akan berbeda. Jumlahnya tergantung tingkat kompleksitas praktik, minimal dua siswa. Tergantung peralatan praktiknya juga," jelasnya.
Sementara untuk sesi pembelajaran, pihaknya masih akan membahas tersebut usai mengadakan evaluasi di hari terakhir.
Jika memungkinkan, skema pembelajaran saat memasuki zona oranye akan dibuat 2 sesi dalam sehari untuk 2.412 siswa dengan 76 ruang kelas yang disiapkan. Dengan mengisi 25 persen siswa setiap kelasnya.
"Sisanya nanti daring. Jadi siswa yang datang di hari Senin tidak akan lagi ikut di hari berikutnya. Ini akan bergiliran. Paling tidak seminggu mereka akan melakukan tatap muka sekali. Setiap hari nanti guru-guru yang mengajar juga berbeda-beda. Kami juga akan melakukan sterilisasi ruangan jika memang memungkinkan penggunaan dua sesi," terangnya.
• Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka SMA, SMK dan SLB di Jawa Timur akan Dimulai 18 Agustus 2020
Selain persiapan teknis, pihak sekolah juga menyiapkan tim penegak disiplin dari tim gugus tugas Covid-19 sekolah yang berasal dari OSIS.
Setidaknya ada 36 siswa yang terlibat dalam tim penegak disiplin ini. Tim tersebut akan membantu sekolah dalam disiplin protokol kesehatan untuk siswa.
Sementara itu, salah satu siswa kelas 11 jurusan Akuntansi, Yasmine Alissa Salsabella mengaku cukup senang dengan rencana pembelajaran tatap muka.
Sebab ia bertemu dengan teman-temannya meskipun cukup khawatir dengan keramaian.
"Saat masuk cukup aman. Tapi saya lebih suka daring, karena tidak ada kontak sama lain. Dan guru tidak bekerja dua kali. Kalau tatap muka gini senang sih karena ketemu temen-temen," ujarnya.
Penulis: Sulvi Sofiana
Editor: Pipin Tri Anjani