Virus Corona di Jawa Timur
Jatim Alami Kontraksi Ekonomi -5,9 Persen, Gubernur Khofifah Optimistis Growing Up hingga Akhir 2020
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa ungkap Jatim alami kontraksi ekonomi -5,9 persen. Optimis growing up hingga akhir tahun 2020.
Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Hefty Suud
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan pandemi virus Corona ( Covid-19 ) berpengaruh cukup besar pada perekonomian Provinsi Jawa Timur.
Saat ini di Jawa Timur tercatat terjadi kontraksi ekonomi -5,9 persen.
Hal ini menjadi kondisi yang harus diantisipasi ke depan dengan langkah-langkah pemulihan ekonomi.
• Nahas Pemuda Probolinggo Tewas di Acara Dangdutan, Korban Pembacokan: Diduga Dikeroyok 10 Orang
• Madura United Mulai Latihan Bersama 20 Agustus 2020, Pelatih RD Minta Pemain Asing Hadir Lebih Cepat
"Terjadi kontraksi ekonomi secara nasional pada kuartal kedua tahun 2020 ini. Seluruh provinsi di Jawa juga mengalami kontraksi serupa, termasuk di Jawa Timur. Alhamdulillah pertumbuhan ekonomi Jatim tumbuh 3,04 persen di kuartal pertama, dan semester dua mengalami kontraksi -5,9 persen, kita masuk provinsi yang mengalami kontraksi terendah se pulau Jawa," kata Khofifah, Jumat (14/8/2020).
Ia menegaskan bahwa ada beberapa hal yang mempengaruhi adanya kontraksi ekonomi.
Yang utama adalah pengeluaran konsumsi rumah tangga. Menurut Khofifah ke depan akan diupayakan melakukan upaya-upaya ekstra ordinary untuk bisa memulihkan kondisi ekonomi di Jawa Timur, diantaranya dengan terus memberikan stimulus agar UMKM di Jawa Timur bisa terus bergerak.
• Legit, Sebut Billy Syahputra ke Susan Sameh Sang Mantan, Amanda Manopo Jengkel Tak Mau Disentuh!
• VIRAL ABG Cewek Dibully di Alkid Solo, Ditampar & Dipukuli Parah, Polisi Buru Pelaku, Bakalan Pilu
"Kita akan bekerja keras untuk mendongkrak ekonomi agar bisa kembali tumbuh positif supaya masyarakat bisa sejahtera meski di tengah pandemi Covid-19. Gas dan rem adalah yang kita terus kendalikan supaya pertumbuhan ekonomi bisa berjalan dengan tetap melakukan upaya pengendalian terhadap pandemi Covid-19," tegas Khofifah.
Lebih lanjut, Gubernur yang juga mantan Menteri Sosial ini optimistis bahwa di semester kedua tahun ini pertumbuhan ekonomi Jawa Timur akan terus tumbuh dan tidak akan berada di angka minus.
Hal itu seiring dengan saat ini new normal yang mulai digalakkan, pariwisata yang sudah bertahap dibuka, sehingga ekonomi masyarakat dari bawah juga bisa mulai digenjot.
"Insya Allah growing up. Sudah ada estimasi-estimasi itu sudah. Jadi kita tetap optimistis bahwa semester dua kita ini bisa kian tumbuh, growing up," kata dia di Gedung Negara Grahadi.
Namun berapa angka proyeksi pertumbuhan ekonomi Jatim hingga akhir semester II 2020 nanti, gubernur perempuan pertama Jawa Timur itu belum bisa menyebutkan dengan gamblang.
Tapi yang jelas Khofifah menegaskan bahwa pihaknya berkoordinasi secara intens dengan Bank Indonesia (BI) dalam menentukan langkah-langkah strategis dalam mendongkrak ekonomi Jawa Timur.
"Lebih jelasnya bisa ditanyakan ke BI karena kita tidak bisa mengarang-ngarang proyeksinya. Ini bukan soal ramal meramal. Diperdiksi sesuai dengan asumsi-asumsi dasar. Sesuai pesannya Bapak Presiden, gunakan data sains dan libatkan para saintis," kata Khofifah.
Sesuai data BPS Jatim disebutkan kontraksi ekonomi Jatim terendah pada Ekspor Luar Negeri 0,27 persen.
Disusul Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 1,06 persen, Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) 3,45 persen, Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 4,79 persen, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 7,55 persen dan Impor Luar Negeri 18,70 persen.
Penulis: Fatimatuz Zahroh
Editor: Heftys Suud