Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Tahun Baru Islam

Amalan Sunnah yang Dianjurkan di Bulan Muharram Tahun Baru Islam 1442 H, akan Diangkat Derajatnya

Menjelang Tahun Baru Islam 1442 H atau 1 Muharram 1442 H, berikut amalan yang dianjurkan untuk dilakukan di Bulan Muharram.

Which School Advisor
Ilustrasi Tahun Baru Islam 2020 atau 1 Muharram 1442 Hijriyah. 

TRIBUNJATIM.COM - Menjelang Tahun Baru Islam 1442 H atau 1 Muharram 1442 H banyak amalan yang dianjurkan untuk dilakukan di Bulan Muharram.

Amalan sunnah paling familiar adalah Puasa Tasua dan Asyura di tanggal 9 dan 10 Muharram.

Namun tak hanya itu saja amalan yang bisa dilakukan di Bulan Muharram.

Kumpulan 60 Ucapan Selamat Tahun Baru Islam 1 Muharram 1442 H, Ada Pantun hingga Kata-kata Mutiara

Amalan yang tak kalah penting dilakukan di Bulan Muharram adalah menyantuni anak yatim piatu.

Dasar Hadist Santunan Anak Yatim 10 Muharram

Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Rasulullah SAW sangat menyayangi anak-anak yatim dan beliau lebih menyayangi lagi pada hari Asyura (tanggal 10 Muharram).

Di mana pada tanggal tersebut, Beliau menjamu dan bersedekah bukan hanya kepada anak yatim, tapi juga keluarganya.

Dalam kitab Faidul Qadir disebutkan, menjamu anak yatim dan keluarganya pada tanggal 10 Muharram merupakan sunnah Nabi SAW. dan pembuka keberkahan hingga setahun penuh.

Cerita Istri Rizki DA Blokir Nomor WA Ibu Terkuak, Nadya Marah Keinginan Ditolak, Uang dari Mana?

Menjelang hari Lebaran, Best Western Papilio Hotel Surabaya mengadakan acara buka bersama 500 anak yatim piatu. Kegiatan amal tersebut dilaksanakan di Lacewing Ballroom Best Western Papilio Hotel, Jalan Ahmad Yani, Surabaya kemarin, (21/6/2017).
Menjelang hari Lebaran, Best Western Papilio Hotel Surabaya mengadakan acara buka bersama 500 anak yatim piatu. Kegiatan amal tersebut dilaksanakan di Lacewing Ballroom Best Western Papilio Hotel, Jalan Ahmad Yani, Surabaya kemarin, (21/6/2017). (TRIBUNJATIM.COM/Istimewa)

Sosok Tak Sembarangan Ayah Jerinx SID, Pantas Tak Mau Anak Dibui, Ajukan Penangguhan: Titik Terang

Kemudian dalam kitab Tanbihul Ghafilin bi-Ahaditsi Sayyidil Anbiyaa-i wal Mursalin disebutkan bahwa Rasulullah SAW. bersabda:

مَنْ صَامَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ مِنَ الْمُحَرَّمِ أَعْطَاهُ اللَّهُ تَعَالَى ثَوَابَ عَشْرَةِ آلافِ مَلَكٍ ، وَمَنْ صَامَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ مِنَ الْمُحَرَّمِ أُعْطِيَ ثَوَابَ عَشْرَةِ آلَافِ حَاجٍّ وَمُعْتَمِرٍ وَعَشْرَةِ آلافِ شَهِيدٍ ، وَمَنْ مَسَحَ يَدَهُ عَلَى رَأْسِ يَتِيمٍ يَوْمَ عَاشُورَاءَ رَفَعَ اللَّهُ تَعَالَى لَهُ بِكُلِّ شَعْرَةٍ دَرَجَةً

“Barangsiapa berpuasa para hari Asyura (tanggal 10) Muharran, niscaya Allah akan memberikan seribu pahala malaikat dan pahala 10.000 pahala syuhada’. Dan baragsiapa mengusap kepala anak yatim pada hari Asyura, niscaya Allah mengangkat derajatnya pada setiap rambut yang diusapnya“.

Dari hadits ini lah tak ada salahnya bahkan sangat dianjurkan diamalkan, karena berkaitan dengan kebajikan-kebajikan (fadla’ilul a’mal).

Mengenai maksud “mengusap kepala anak yatim” dalam hadits di atas, sebagian ulama mengartikannya sebagai makna hakiki (mengusap kepala dengan tangan), dan sebagian lainnya mengartikan sebagai makna kinayah (kiasan). Ibnu Hajar al-Haitami menyatakan:

والمراد من المسح في الحديث الثاني حقيقته كما بينه آخر الحديث وهو (من مسح رأس يتيم لم يمسحه إلا لله كان له بكل شعرة تمر عليها يده عشر حسنات ومن أحسن إلى يتيمة أو يتيم عنده كنت أنا وهو في الجنة كهاتين وقرن بين أصبعيه) . وخص الرأس بذلك لأن في المسح عليه تعظيما لصاحبه وشفقة عليه ومحبة له وجبرا لخاطره، وهذه كلها مع اليتيم تقتضي هذا الثوب الجزيل….

“Maksud dari “mengusap” dalam hadits yang kedua adalah makna hakiki, sebagaimana diterangkan oleh hadits lain, yaitu “Barangsiapa yang mengusap kepala anak yatim semata-mata karena Allah, niscaya Allah memberikan 10 kebaikan pada setiap helai rambut yang diusapnya. Dan barangsiapa berbuat baik kepada anak yatim, perempuan atau laki-laki, niscaya aku (Nabi Muhammad) akan bersamanya seperti ini (dua jari tangan); lalu Nabi berisyarah dengan dua jarinya”. Penyebutan kata ra’sun (kepala), karena mengusap kepala berarti menghargai, mengasihi, cinta kasih, dan mengayomi kebutuhannya. Jika semua itu dilakukan pada anak yatim, maka akan mendapatkan pahala yang sangat besar….” (al-Fatawa al-Haditsiyyah li-Ibni Hajar al-Haitami, 1/43)

Tanggal Puasa Tasua dan Asyura di Bulan Muharram 1442 H atau Tahun Baru Islam 2020, Dilengkapi Niat

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved