Kecelakaan Telan 11 Korban di Jember Diinvestigasi KNKT, Rem Truk Blong, Sopir Jadi Tersangka
KNKT lakukan investigasi kecelakaan di Jalan Nasional Desa Sempolan Kecamatan Silo yang menelan 11 korban. Rem truk blong, sopir jadi tersangka.
Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Hefty Suud
TRIBUNJATIM.COM, JEMBER - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) melakukan investigasi peristiwa kecelakaan lalu lintas di Jalan Nasional Desa Sempolan, Kecamatan Silo yang terjadi pekan lalu.
Dalam kecelakaan tersebut ada 11 orang korban, rinciannya lima orang meninggal dunia, dan enam orang terluka.
Satu dari enam orang yang terluka ini adalah sopir truk Fuso penyebab kecelakaan yang saat ini statusnya sudah sebagai tersangka.
• 4 Warga Kota Batu Dirikan Tandur Pangan, Gerakan Wirausaha Sosial Bisnis di Tengah Pandemi Covid-19
• Dinyinyiri Pacari Bule Tua, Salmafina Sunan Akui Tak Mau Pria Muda dan Kere: Pengalaman Saja Sih
Senior Investigator KNKT, Ahmad Wildan mengatakan, pihaknya melakukan investigasi karena dua hal, pertama, sering terjadi kecelakaan di jalur tersebut, dan kedua, peristiwa yang terjadi pekan lalu menelan korban banyak.
"Pertama, karena di lokasi atau jalur tersebut, sering terjadi kecelakaan lalu lintas. Dan ketika awal saya terima informasi itu, korbannya ada delapan orang. Akhirnya saya turun, untuk melakukan investigasi di lapangan," ujar Wildan usai melakukan pertemuan dengan pihak kepolisian, dan Dinas Perhubungan di Kantor Dishub Jember, Selasa (18/8/2020).
Wildan mengaku sudah melihat jalur yang menjadi lokasi kecelakaan, serta sudah melakukan wawancara dengan sopir truk Fuso.
• Ratusan Warga Geruduk DPRD Gresik Tuntut Soal PT GJT, Bawa Poster Covid Dilawan, Polusi Dibiarkan
• Tim Gabungan Polres Gresik Bagi-bagi 100 Masker, Warga Bandel Dihukum Sapu Jalan dan Push Pp
Syaiful, sopir Truk Fuso, menjadi tersangka dalam peristiwa itu, karena dinilai sebagai pihak yang lalai sehingga menyebabkan kecelakaan beruntun tersebut.
Dari hasil investigasi itu, kata Wildan, kecelakaan itu memang terjadi karena kerja rem blong.
Rem blong itu dikarenakan dua hal, yakni adanya mal-fungsi dari kendaraan, dan kedua karena kesalahan prosedur mengemudi. Dalam kasus kecelakaan di Sempolan itu, rem blong terjadi karena adanya kesalahan prosedur mengemudi.
Sebab sebelum berangkat, sopir truk sudah mengecek kondisi kendaraan yang akan dikendarainya, termasuk tekanan angin.
Wildan menjelaskan, kesalahan prosedur mengemudi itu terlihat dari kerasnya rem.
"Saya tanya ke pengemudi, apakah ketika dia ngerem itu dapat, atau keras. Jawab dia keras, yang artinya ada angin tekor di situ. Angin tekor menyebabkan rem keras karena adanya daya rem yang berkurang," terang Wildan.
Daya rem berkurang, karena sopir melakukan pengereman, serta membunyikan klakson secara sering.
Hal itu, kata Wildan, diakui oleh sopir yang sejak sebelum peristiwa terjadi sering melakukan pengereman, dan membunyikan klakson. KLakson truk tersebut merupakan klakson telolet.
Hal tersebut membuat daya rem berkurang (brake fading), sehingga rem tidak berfungsi secara maksimal.