Bondowoso Alami Kemarau Basah Tahun Ini, BPBD Sebut Waspadai Potensi Angin Puting Beliung
Sebab, wilayah Bondowoso diguyur hujan beberapa hari terakhir di kala puncak musim kemarau yang jatuh pada Agustus.
Penulis: Danendra Kusuma | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM, BONDOWOSO - Berdasar keterangan BMKG, Bondosowo mengalami kemarau basah.
Sebab, wilayah Bondowoso diguyur hujan beberapa hari terakhir di kala puncak musim kemarau yang jatuh pada Agustus.
Ketua Pelaksana BPBD Bondowoso Kukuh Triatmoko mengatakan Bondowoso diguyur hujan di saat musim kemarau berjalan.
• Ayah di Bondowoso Tega Cabuli Anak Kandung, Kelabui Korban dengan Cara Ada Roh Jahat yang Menempel
• SMA Negeri 2 dan SMK Negeri 3 Bondowoso Gelar Pembelajaran Tatap Muka, Maksimal 4 Jam Tiap Hari
• Anggota Polres Bondowoso Kena Sanksi Tak Pakai Masker, Kapolres Erick: Covid-19 Tak Pandang Profesi
Kondisi ini diprediksi bakal berlanjut hingga Oktober mendatang.
"Kendati hujan masih dinyatakan dalam musim kemarau. Kondisi ini disebut kemarau basah," katanya, Kamis (20/8).
Dia menyebutkan, itensitas hujan di musim kemarau dipastikan rendang hingga sedang. Karena itu, potensi datangnya banjir terbilang sangat kecil.
"Masih ada hujan di musim kemarau. Akan tetapi, hujan diprediksi hanya sesaat," sebutnya.
Selain bencana kekeringan, lanjut Kukuh, dalam kemarau basah, masyarakat diimbau untuk mewaspadai terjadinya angin puting beliung. Pasalnya, angin puting beliung bisa terjadi kapanpun meski tak disertai hujan terlebih dahulu.
"Pohon-pohon yang tinggi dan rimbun hendaknya dipangkas. Tanaman rakyat berpotensi patah yang bisa menimpa rumah penduduk kala diterpa puting beliung," ungkapnya.
Sementara itu, dari informasi yang didapat, setiap daerah berpotensi diterpa puting beliung.
Kemarin, Sabtu (15/8) angin puting beliung memporak-porandakan sejumlah rumah di Desa Sukosari, Tamanan, Bondowoso.
Akibatnya, sebanyak 4 rumah rusak berat dan 26 lainnya rusak ringan. Tak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.