Virus Corona di Banyuwangi
Satgas Covid-19 Jatim Sebut Hasil Swab 4.800 Santri Ponpes Darussalam Banyuwangi Keluar 3 Hari Lagi
Ketua Tim Tracing Satgas Covid-19 Jawa Timur mengatakan, saat ini kawasan Pondok Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi sudah dilakukan isolasi.
Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Fatimatuz Zahroh
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Penanganan klaster virus Corona ( Covid-19 ) di Pondok Pesantren Darussalam Blokagung Kabupaten Banyuwangi terus dilakukan oleh Pemprov Jawa Timur, Selasa (1/9/2020).
Ketua Tim Tracing Satgas Covid-19 Jawa Timur, Kohar Hari Santoso mengatakan, saat ini kawasan Pondok Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi sudah dilakukan isolasi atau karantina. Baik santri, guru, maupun petugas dilarang untuk keluar ponpes.
Begitu juga dengan warga sekitar tidak boleh masuk ke area pondok pesantren. Karantina ini dilakukan dalam waktu 14 hari.
“Karantina atau isolasi atau blokade ini dilakukan guna menjaga agar tidak ada penyebaran keluar pondok pesantren. Sesuai anjuran WHO, karantina ini akan dilakukan dalam waktu 14 hari,” kata Kohar Hari Santoso yang diwawancara di Gedung Negara Grahadi Surabaya.
Tidak hanya itu, pria yang juga Dirut Rumah Sakit Saiful Anwar Malang ini menegaskan, kini seluruh santri sedang bertahap dilakukan tes swab.
Tes swab dilakukan secara bertahap dengan melibatkan banyak pihak. Jumlah santri dan guru yang mencapai ribuan menjadi alasan agar pemutusan mata rantai penularan bisa segera dilakukan.
• Edukasi Peradaban pada Generasi Milenial, Banyuwangi Gelar Rangkaian Pameran Kepurbakalaan
“Yang sudah dites swab ada sekitar 4.800 orang, mungkin dua atau tiga hari lagi hasilnya keluar hasil swabnya,” kata Kohar Hari Santoso.
Sedangkan total jumlah populasi di pondok pesantren ada sekitar 6.000 orang.
Secara bertahap akan dilakukan pengetesan swab agar segera bisa diketahui mana yang harus dipisahkan dan yang dikarantina.
Awal mula diketahui ada yang positif Covid-19 dikayakan Kohar Hari Santoso dimungkinkan dari santri yang baru saja kembali dari kampungnya.
Meski sudah dilakukan prosedur protokol kesehatan melalui skrining, namun ternyata masih ada yang lolos.
• Electrifying Majestic Banyuwangi, Listrik sebagai Pengungkit Ekonomi Berbagai Segmen
“Ada santri yang kemudian mengeluhkan tidak bisa membau dan setelah dites reaktif dilanjut dengan swab ternyata positif. Mayoritas adalah usia SMP-SMA, semua OTG dan sedang dikarantina, namun kondisinya insyaallah fit sehingga diharapkan bisa segera sembuh,” tegasnya.
Sementara itu, khusus untuk mengatasi suplai makanan bagi para santri, Pemprov Jawa Timur telah mendirikan dapur umum.
Sekdaprov Jawa Timur, Heru Tjahjono mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan ketersediaan 18.000 nasi bungkus dalam sehari.