Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Mendikbud Rekomendasikan Sekolah Pakai Kurikulum Darurat, TK-SD Diberi Modul Pembelajaran

Mendikbud Nadiem Karim menjelaskan tentang sudah adanya kurikulum darurat di masa pandemi Covid-19.

Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Pipin Tri Anjani
SURYA/Sylvianita Widyawati
Wakil Walikota Malang Sofyan Edi Jarwoko, Kadisdikbud Zubaidah dan Sekdin Totok Kasianto mengikuti zoom yang menghadirkan Mendikbud dan Mendagri tentang kebijakan pembelajaran di masa pandemi, Rabu (2/9/2020). Mendikbud Nadiem Karim menyampaikan ada kurikulum darurat yang bisa diadopsi sekolah. Ini adalah K13 yang disederhanakan dan legal dilaksanakan dalam kondisi pandemi Covid-19. 

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Lewat media Zoom, Kemendikbud gelar kegiatan "Kebijakan Pembelajaran di Masa Pandemi" yang diikuti kepala daerah dan Kepala Dinas Pendidikan se Indonesia, Rabu (2/9/2020).

Di Kota Malang diikuti Wakil Wali Kota Malang, Sofyan Edi Jarwoko, Kadisdikbud Zubaidah dan Sekdin Totok Kasianto di ruang NCC (Ngalam Command Centre).

Mendikbud Nadiem Karim menjelaskan tentang sudah adanya kurikulum darurat di masa pandemi Covid-19. Ia merekomendasi sekolah memakainya tapi tidak memaksakan.

Canda Andre Taulany Sebut Anak Pungut di Depan Betrand Peto: Kamu Juga Kan?, Anak Ruben Menunduk

Latar belakang kurikulum ini adalah banyak keluhan soal kesulitan kuota/pulsa untuk menjalankan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) bagi guru dan siswa. Di satu sisi, guru juga merasa ada tekanan jika harus menuntaskan silabus. Padahal masih sulit adaptasi untuk PJJ.

"Karena itu kami meluncurkan kurikulum darurat," jelas Nadiem di kegiatan itu. Menurutnya, ini penyederhanaan dari kurikulum yang ada. Kurikulum darurat disiapkan untuk Paud hingga jenjang SMA-SMK. "Tapi khusus untuk jenjang Paud dan SD, ada modul pembelajarannya," terangnya. Kurikulum darurat ini adalah K13 yang disederhanakan secara dramatis namun mencapai esensinya.

Ia mencontohkan untuk Matematika, ada penyederhanaan antara 18 persen sampai 67 persen. Mapel Bahasa Indonesia antara 35 persen sampai 75 persen. Fisika antara 18 persen sampai 36 persen.

Ia memastikan kualitas kurikulum tidak turun karena sudah menyangkut esensinya dan tidak melebar. Guru juga bisa adaptasi.

Profil-Biodata Eri Cahyadi dan Armuji, Calon PDIP di Pilkada Surabaya yang Direstui Mega dan Risma

Sedang khusus modul untuk Paud sampai SD, juga bisa melibatkan orangtua dan tanpa menggunakan internet.

"Kurikulum darurat tidak kami paksakan. Namun jika Kadis Pendidikan dan Kepala Sekolah melaksanakan, ini 100 persen legal," tegasnya. Tapi jika sekolah nyaman dengan K13, ya dikembalikan ke sekolah.

"Terserah. Itu hak kadis dan kasek. Pakai K13 maka beban akan berat atau pakai kurikulum darurat. Rekom Kemendikbud ya pakai kurikulum darurat saja sebagai opsi yang 100 persen legal," jelasnya.

Sedang modul pembelajaran untuk Paud-SD isinya literasi, numerasi, pendidikan karakter dan kecakapan hidup.

Sementara itu Wakil Walikota Malang menyampaikan sejauh ini untuk untuk PJJ antara lain menggunakan kombinasi door to door. Ada juga keterlibatan masyarakat untuk memberikan wifi di masjid, balai RW.

Ruben Onsu Ngamuk ke Andre Taulany soal Candaan Anak Pungut? Curhat Ayah Betrand: Kayaknya Dipotong

Karena masih di zona merah, maka belum ada pembelajaran tatap muka sampai jenjang SMP.

Sedang Mendagri Tito Karnavian meminta sekolah melakukan simulasi dulu sebelum membuka tatap muka dan memperhatikan zona wilayahnya.

Dalam acara itu juga ada best practise dari daerah lain yang sudah melaksanakan tatap muka karena zonanya kuning dan hijau. Wakil Walikota Tegal, M Zumadi menjelaskan skema 3,4,7.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved