Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

27 Dokter di Jawa Timur Meninggal Akibat Covid-19, Terbanyak Dokter Umum

Sejak Maret 2020 saat pandemi mulai merebak, hingga kini, sudah sebanyak 27 tenaga medis berprofesi sebagai dokter yang meninggal dunia akibat ter

Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Pipin Tri Anjani
Surya/Fatimatuz Zahroh
Ketua Rumpun Kuratif Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur Joni Wahyuhadi dalam jumpa pers di Gedung Negara Grahadi, Sabtu (8/8/2020) 

Di sisi lain, selain dokter, yang juga banyak meninggal dunia adalah tenaga kesehatan. Total ada sebanyak 499 tenaga kesehatan di Jatim yang terjangkit Covid-19. Dari ratusan nakes tersebut yang meninggal dunia karena Covid-19 ada sebanyak 40 orang.

Yang paling bahyak adalah perawat, yaitu sebanyak 14 orang. Kemudian juga ada bidaj sebanyak 5 orang, serta analis laboratorium, sebanyak 1 orang, radiografer 1 orang, lalu terapis gigi dan mulut 1 orang, dan sisanya adalah dokter sebagaimana dijelaskan di atas.

Di sisi lain Ketua Tim Tracing Satgas Covid-19 Jatim Kohar Hari Santoso mengatakan tim bergerak cepat dalam menangani tracing nakes yang terpapar Covid-19.

“Kita bekerja sama dengan rumah sakit dan puskesmas. Tracing dilakukan menyeluruh pada yang kontak erat hingga keluarga yang terpapar. Tidak hanya nakes tapi semua profesi yang terpapar Covid-19,” tegas Kohar.

Akhirnya Iis Dahlia Angkat Bicara Soal Pernikahan Rizki DA, Minta Maaf ke Publik: Taaruf Tidak Mudah

Terpisah, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan bahwa menekan angka kematian menjadi prioritas dalam penanganan Covid-19 di Jatim.

Sebagaimana diketahui per malam ini kasus Covid-19 Jatim tembus di angka 35.005 kasus. Dimana ada sebanyak 350 orang tambahan kasus baru dalam hari ini.

Sedangkan angka kematian kasus di Jatim diketahui 2.488 orang atau 7,11 persen. Sedangkan angka kesembuhan mencapai 78,28 persen, dengan jumlah pasien sembuh mencapai 27.401 orang.

“Dalam penanganan pasien Covid-19 yang saat ini kita lakukan adalah mengupayakan pasien Covid-19 tidak sampai terjadi kekuranagn oksigen atau hypoxia. Maka dari itu kunci penanganan adalah cepat dan tepat. Jangan sampai pasien harus menggunakan ventilator, maka kita berupaya memperbanyak HFNC atau High Flow Nassal Cannule,” kata Khofifah.

Pasalnya dari penelitian yang dilakukan satgas Covid-19 Jatim seratus persen pasien Covid-19 yang tertangani dini dengan terapi HFNC dinyatakan sembuh atau berhasil. Berbeda jika sudah menggunakan ventilator, yang memberikan hasil sebaliknya. (SURYA/Fatimatuz Zahroh)

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved