Berita Terpopuler
BERITA TERPOPULER JATIM: Dwi Astutik Bukan Adik Kandung Khofifah - Petani Garam di Lamongan Menjerit
Empat berita terpopuler Jatim hari ini, Jumat (4/9/2020). Dwi Astutik bukan adik kandung Khofifah hingga petani garam di Lamongan menjerit.
Salah satu petani garam di Lamongan, Arifin mengatakan, harga jual garam dari para petani berlaku saat ini hanya berada pada kisaran Rp 200 perkilogram hingga Rp 300 per kilogram.
• Pedagang Ayam Pasar Nglames dan Petani Madiun Positif Covid-19, Gejala Awal Sama: Tak Nafsu Makan
• Petani Tambak Resah Air Sungai Gresik Bau Tidak Sedap, Diduga Tercemar Limbah Tahu: Ikan Bisa Mati
Harga yang tidak memihak petani ini menurut sudah mulai dirasakan petani garam selama kurang lebih satu tahun terakhir.
"Sudah hampir setahun harga garam tidak naik-naik. Harga Rp 300, bahkan Rp 200 juga ada," kata Arifin kepada TribunJatim.com, Kamis (3/9/2020).
Lebih parahnya, kata Arifin pembelinya juga sangat minim. Tidak ada transaksi pembelian dalam jumlah besar.
Arifin menilai, bahwa harga Rp 200 sampai Rp 300 tidak sebanding dengan pekerjaan dan termasuk biaya produksi garam. Produksi garam tidak dikerjakan sendiri oleh petani, tapi melibatkan pekerja lain.
Menurut Arifin, jika laku Rp 500 rupiah maka akan sedikit impas dengan biaya pengelolaan. Namun baru ideal jika laku Rp 750 hingga Rp 800.
Arifin memperkirakan anjloknya harga garam produksi rakyat dalam negeri ini dimungkinkan akibat adanya kebijakan impor garam oleh pemerintah, keputusannya diambil saat tidak tepat.