Virus Corona
Terbongkar Rahasia 'Gila' Hong Kong Sukses Gelar Tes Covid-19 Massal, Perlakuan ke Tim Medis Disorot
Terbongkar rahasia Hong Kong sukses gelar tes Covid-19 massal. Kunci kesuksesan di antaranya karena perlakuan kepada para petugas medis.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Januar
TRIBUNJATIM.COM - Terbongkar rahasia Hong Kong sukses gelar tes Covid-19 massal.
Kunci kesuksesan di antaranya karena perlakuan kepada para petugas medis.
Simak informasi selengkapnya.
• VIRAL Pesta Seks Gadis Indo & Bule Demi Anak Blasteran, Pengikut Disebut Kelas Atas, sampai Hamil
Saat ini, Hong Kong dan China daratan mungkin sedang dalam kondisi yang kurang baik.
Namun, China tidak diam saja saat tahu Hong Kong alami serangan gelombang ketiga Covid-19.
Mereka kirimkan satu tim dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Fujian untuk membantu Hong Kong tidak lumpuh hadapi serangan gelombang baru virus Corona.
• Gelar Rapid Test di Suramadu dan Genteng, Pemkot Surabaya Temukan Puluhan Orang Reaktif
Mengutip South China Morning Post, Hong Kong terapkan pengujian virus Corona massal untuk menanggulangi penularan virus Corona.
Anggota dari China daratan pun dikirimkan untuk membantu tes massal tersebut, meskipun kondisi kedua belah pihak sedang bermasalah.
Salah seorang yang dikirim yaitu Deng Yanqin menceritakan bagaimana pengalamannya membantu tim Hong Kong.
Ada salah satu rahasia sukses Hong Kong lakukan tes massal itu dalam waktu cepat.

Rupanya, selain gunakan baju hazmat, para petugas tersebut juga sampai gunakan popok.
Mengapa popok? Rupanya jawabannya sangat sederhana.
Deng mengatakan ia dan koleganya bekerja dalam 12 jam sehari pada awalnya.
Namun jam kerja kemudian dikurangi menjadi 8 jam sehari, tapi tanpa istirahat ke kamar mandi.
"Untuk meningkatkan efisiensi, anggota tim memakai popok sehingga mereka bisa tetap berada di laboratorium darurat selama 8 jam berturut-turut," ujarnya dalam wawancara kepada media Hong Kong Sabtu kemarin.
• Pemkot Surabaya Gelar Rapid Test Massal Dadakan di Malam Minggu, Total 794 Orang Dites Covid-19
Deng adalah salah satu dari 600 anggota Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Fujian yang dikirim ke Hong Kong.
Mereka dikirim untuk mengoperasikan fasilitas laboratorium untuk program pengujian massal.
Ia jelaskan anggota tim dibagi menjadi lusinan grup yang fokus dalam berbagai prosedur yang berbeda.
Hong Kong mulai lakukan skema tes tersebut sepenuhnya gratis untuk lebih dari 7 juta warganya.
Tes itu dimulai pada 1 September untuk melacak penularan tidak terlihat di tengah gelombang ketiga infeksi virus Corona.
• VIRAL Curhat Istri Pusing Suami Aneh Sejak Corona, Syok Tiba-tiba Ceria Gabung Grup WA, Efeknya
Kejang otot
"Banyak anggota tim juga alami kejang otot di bahu mereka dan tangan-tangannya karena jam kerja yang tiada henti," ujar Deng.
"Namun mereka tidak berhenti bekerja walaupun sudah alami kram."
Sabtu kemarin 12 hari pengujian, pada pukul 8 malam lebih dari 1,6 juta spesimen yang menggambarkan 21,5% jumlah warga Hong Kong telah dites di bawah program tersebut.
Program itu telah membuka 23 kasus sejauh ini.
Awal minggu ini pemerintah putuskan memperpanjang program tersebut untuk tiga hari sampai Senin besok.
Gunanya adalah untuk mengumpulkan 57 sampel.
• Harta Mulan Jameela Rp15 Miliar, Naik Drastis Sejak di DPR, Lihat Pula Utang Istri Dhani, Fantastis?
Dukungan Warga Luar Biasa
Deng terkesan dengan dukungan warga Hong Kong.
"Mereka kirimkan email, kartun dan buket bunga bagi kami sebagai apresiasi kerja kami," ujarnya.
"Aku merasakan kehangatan dari yang mereka lakukan.
"Aku yakin jika Hong Kong dapat menahan virus Corona karena semua saling mendukung."
Hal ini diungkapkan Deng cukup berbeda dengan reaksi negatif publik atas pengiriman tim dari China daratan bulan lalu.
• Isi Obrolan Menhan China Jauh-jauh Temui Prabowo & Luhut, Sudah 4 Hari, Kini Kapal China di Natuna
Konselor distrik lokal melakukan aksi protes pada 5 Agustus di luar hotel Yau Ma Tei di mana para tim tinggal.
Kejadian yang sama terjadi pada 7 Agustus setelah pemerintah ungkap lab sementara di Taman Memorial Sun Yat Sen adalah tempat para tim dari China daratan lakukan tes virus Corona.
Kembali, grup oposisi pun muncul untuk memprotes mereka.
Analis tidak heran jika skema tersebut telah dipolitisasi, dengan hampir semua isu terkait pada China daratan.

UPDATE Virus Corona Dunia
Pandemi virus Corona belum berakhir.
Penambahan kasus setiap harinya masih berlangsung hingga kini.
Melansir data dari Worldometers, hingga Minggu (13/9/2020) pagi, total kasus Covid-19 di dunia terkonfirmasi sebanyak 28.917.260 (28,9 juta) kasus.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 20.772.440 (20,7 juta) pasien telah sembuh dan 923.727 orang meninggal dunia.
Kasus aktif hingga saat ini tercatat sebanyak 7.221.093 dengan rincian 7.160.213 pasien dengan kondisi ringan dan 60.880 dalam kondisi serius.
• VIRAL Video Remaja di Madiun Tak Pakai Masker Adu Fisik dengan Petugas, Begini Penjelasan Polisi
Melansir dari Kompas.com, inilah urutan 10 negara dengan jumlah kasus Covid-19 terbanyak masih sama dengan data kemarin (12/9/2020).
Berikut ini urutannya serta update jumlah kasusnya:
1. Amerika Serikat, 6.672.149 kasus, 198.005 orang meninggal, total sembuh 3.941.807
2. India, 4.751.788 kasus, 78.614 orang meninggal, total sembuh 3.699.306
3. Brasil, 4.315.687 kasus, 131.210 orang meninggal, total sembuh 3.553.421
4. Rusia, 1.057.362 kasus, 18.484 orang meninggal, total sembuh 873.535
5. Peru, 716.670 kasus, 30.470 orang meninggal, total sembuh 552.214
6. Kolombia, 708.964 kasus, 22.734 orang meninggal, total sembuh 592.820
7. Meksiko, 658.299 kasus, 70.183 orang meninggal, total sembuh 463.764
8. Afrika Selatan, 648.214 kasus, 15.427 orang meninggal, total sembuh 576.423
9. Spanyol, 576.697 kasus, 29.747 orang meninggal.
10. Argentina, 546.481 kasus, 11.263 orang meninggal, total sembuh 409.771
Artikel ini telah tayang di Intisari dengan judul Cara Gila Hong Kong Sukses Lakukan Tes Corona Massal: Pakar Ini Beberkan Rahasianya, Tak Disangka Nakes Sampai Gunakan Popok Biar Tak Perlu Ke Toilet! dan Kompas.com dengan judul Update Corona di Dunia 13 September: 28,9 Juta Orang Terinfeksi | Prancis dan India Catat Rekor Baru.