Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Aktivis PMII dan Warga Tolak Penambangan Pasir Bawean, Berdampak Negatif, Ancam Aksi Besar-besaran

Penambangan pasir laut di perairan Pulau Baweam ditolak keras Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Bawean. Ancam aksi perlawanan besar-besaran.

Penulis: Willy Abraham | Editor: Hefty Suud
ISTIMEWA/TRIBUNJATIM.COM
Pesisir Pulau Bawean. 

TRIBUNJATIM.COM, GRESIK –  Adanya rencana penambangan pasir laut di perairan Pulau Bawean terus menyebabkan gelombang protes.

Kali ini giliran Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Bawean menolak keras proyek penambangan pasir yang telah sampai proses kajian analisis dampak lingkungan (Amdal) bersama muspika dua Kecamatan di Pulau Bawean, Rabu (16/9/2020) di Balai Desa Diponggo.

"Kami bersama nelayan bawean akan melakukan aksi perlawanan besar jika aktivitas penambangan pasir dilanjutkan," ucap Ketua Komisariat PMII STIT Raden Santri, M Asep Maulidi, Sabtu (19/9/2020).

Crazy Rich Surabaya Naik Mobil Sport Mewah Antar APD ke Wali Kota Risma, Semangat Atasi Covid-19

Terkuak Sumber Kekayaan Lesty Kejora, Tak Cuma Nyanyi, Pendapatan Gebetan Rizky Billar Fantastis?

Dikatakannya, kegiatan tambang pasir laut di perairan Pulau Bawean merupakan bentuk ketidakhati-hatian pemerintah.

Nelayan sangat mempercayai, kegiatan tambang tersebut akan membuat daerah tangkapan nelayan rusak, ikut tergerus akibat abrasi.

"Kondisi ini  membuat kegaduhan di Bawean,” kata dia.

Dampak penambangan pasir di laut pulau Bawean ini memberikan dampak negatif yang luar biasa. Asep bersama warga Bawean melakukan kajian penelitian dan respon dari masyarakat, ada 9 point dampak negatif yang akan diterima oleh masyarakat Bawean jika penambangan pasir laut ini dilaksanakan.

Pria Tertimpa Motor di Magetan Minta Tolong Tak Dihiraukan, Warga Takut Covid-19, Endingnya Tragis

Download Lagu MP3 Jajal Kowe Dadi Aku Syahiba Saufa versi Koplo, Dilengkapi Lirik dan Chord Gitar

Efeknya meningkatkan abrasi pesisir pantai dan erosi pantai, menurunkan kualitas lingkungan perairan laut dan pesisir pantai dan semakin meningkatnya pencemaran pantai.

Kemudian penurunan kualitas air laut yang menyebabkan semakin keruhnya air laut, rusaknya wilayah pemijahan ikan dan daerah asuhan lalun dapat meningkatkan intensitas banjir air rob.

Selain itu, merusak ekosistem terumbu karang dan fauna yang mendiami ekosistem tersebut, semakin tingginya energi gelombang atau ombak yang menerjang pesisir pantai atau laut.

Hal ini dikarenakan dasar perairan yang sebelumnya terdapat kandungan pasir laut menjadi sangat curam dan dalam sehingga hempasan energi ombak yang menuju ke bibir pantai akan menjadi lebih tinggi karena berkurangnya peredaman oleh dasar perairan pantai.

Terakhir akan timbul konflik sosial antara masyarakat yang pro-lingkungan dan para penambang pasir laut.

“Tambang ini akan menjadi sumber malapetaka bagi masyarakat Bawean.
Selain itu alasan utama kami menolak tambang pasir laut adalah karena hasil tangkapan nelayanakan semakin menurun, terutama nelayan-nelayan kecil,” paparnya.

Perekonomian nelayan kecil pencari gurita sudah tidak berproduksi, karena air keruh, dan gelombang air laut tinggi. Selain itu, rompong dan jaringan nelayan juga hilang.

"Ini masalah besar buat kami masyarakat Bawean,” tegasnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved