Alasan Warga Tolak Jenazah Pria Tulungagung Korban Pengeroyokan, Polisi: Menunggu Perkembangan
Jenazah pria Tulungagung yang tewas dikeroyok ditolak warga. Kepala desa setempat mengungkap alasan warga melakukan penolakan tersebut.
Penulis: David Yohanes | Editor: Januar
“Kami mempersilakan jika ada warga yang mau membantu,” ucap sabar.
Kapolsek Sendang, AKP Sugiharjo mengakui ada penolakan di antara warga.
Pihak keluarga sebenarnya ingin memakamkan Yatno pada Rabu malam.
Namun permintaan ini ditolak karena Kapolsek menilai situasi Desa Nyawangan belum memungkinkan.
“Mayoritas warga tidak menghendaki dimakamkan di Nyawangan. Kami menunggu perkembangan dari kepala desa dan warga,” ujar Sugiharjo.
Rabu malam puluhan aparat kepolisian diturunkan ke Polsek Sendang.
Namun rencana penangkapan para pelaku pengeroyokan diurungkan, karena warga sudah bersiaga.
Amuk massa ini bermula dari penangkapan pelaku pencurian kendaraan bermotor, K (17) dan B (16).
Dua pelaku yang di bawah umur ini adalah anak kandung Yatno.
Polisi juga menangkap pelaku lain, J (26) tetangga Yatno.
Isu pun perkembang aksi K dan B mendapat dukungan Yatno.
Kondisi diperburuk karena Yatno dikenal sebagai sosok yang antagonis.
Dia dituding berada di balik kematian sapi-sapi di Desa Nyawangan dan sekitarnya, beberapa bulan lalu.
Aksi massa ini terjadi di dekat ladang tebu di Dusun Pathuk, Rabu (23/9/2020) siang.
Saat itu Yatno sedang keluar rumah mencari sinyal telepon seluler.
Polisi sempat mengevakuasi Yatno dari lokasi kejadian.
Namun dia meninggal dunia dalam perjalanan ke RSUD dr Iskak. (TRIBUNJATIM.COM/David Yohanes)