Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Curhatan Penambang Belerang dan Guide Lokal Kawah Ijen di Masa Pandemi Covid-19, Kunjungan Sepi

Penambang belerang dan guide lokal Kawah Ijen curhat pekerjaannya di masa pandemi Covid-19, sepi pengunjung.

Penulis: Nur Ika Anisa | Editor: Pipin Tri Anjani
TribunJatimTravel.com/Nur Ika Anisa
Penambang belerang di Kawah Ijen, Banyuwangi. 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Nur Ika Anisa

TRIBUNJATIM.COM, BANYUWANGI - Pesona Kawah Ijen Banyuwangi tidak hanya memberi hidup bagi pariwisata Jawa Timur.

Dari eksotika kawahnya, ada para penambang belerang dan guide setempat yang mencari nafkah.

Pekerjaan yang berat bahkan maut dipertaruhkan untuk seorang penambang belerang, jika tidak waspada.

Hal tersebut dilakukan Asrin, seorang penambang yang juga kerap memperbarui saluran pipa belerang.

Cara Betrand Peto Selamatkan Ruben yang Nyaris Bunuh Diri Pakai Pisau, Sarwendah Juga, Ambil Gak

Jenazah Korban Pengeroyokan Ditolak Warga Nyawangan Tulungagung, Ini Penjelasan Kepala Desa

Setiap hari Asrin akan berjalan kaki menaiki gunung Ijen, kemudian turun menuju kawah untuk mengecek pipa-pipa saluran belerang.

Kepulan asap belerang yang menyengat terkadang membuat mata perih dan napas sesak bukan penghalang semangat bagi para penambang ini.

"Setiap hari naik, kalau ada pipa sumber belerang yang rusak diperbarui," kata Asrin beberapa waktu lalu di Kawah Ijen.

Palu, linggis, keranjang bambu dan karung goni menjadi peralatan. Menerobos dingin cuaca kawah ijen dengan baju yang tidak cukup tebal.

Jumlah penambang belerang, dikatakan Asrin sekitar 200 orang. Mereka kerap berangkat dini hari, menerobos gelap dan cuaca dingin.

Dini hari menjadi waktu yang tepat untuk mendaki kawah ijen, sebab asap belerang tidak mengarah ke areal penambangan.

Mereka kemudian mengangkut hasil belerang menggunakan keranjang bambu.

Jangan bilang enteng, karena rata-rata setiap penambang mengangkut beban belerang seberat 60-70 kilogram. Naik turun sebanyak dua kali dalam sehari.

Penambang-penambang belerang ini menjadi ciri khas yang unik dan khas kawah ijen.

Pria yang bekerja selama 32 tahun ini mengaku, sejak pandemi Covid-19 suasana Kawah Ijen tampak sepi.

Rizki DA Menyesal Nikahi Nadya? Mbak You Minta Koreksi Diri, Pernikahan Bisa Selamat dengan Syarat

Ferdy Peto Sebut 6 Baju Betrand Bisa Buat Beli Tanah di NTT, Ayah Onyo Geleng-geleng, Oma: Bangga

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved