Lakukan Pembersihan Jalur Pendakian Gunung Semeru, Pegiat Alam Bebas Temukan Jejak Macan Tutul
Jejak hewan buas ditemukan di jalur pendakian Gunung Semeru. Di antaranya ada jejak macan tutul, hingga kepala rusa.
Penulis: Rifki Edgar | Editor: Januar
Mengingat, hingga sampai saat ini di Gunung Semeru belum ada laporan satwa liar yang menyerang manusia.
"Kalau nanti saat dibuka kemungkinan bertemu satwa liar masing tinggi. Tapi jangan terlalu khawatir asalkan kita tidak mengganggu habitat mereka," ucapnya.
Dia menambahkan, selama melakukan pembersihan jalur tersebut, pihaknya juga memenuhi beberapa pohon tumbang di jalur pendakian.
Di beberapa jalur juga mulai diberi tanda, untuk memudahkan pendaki agar tetap berada dijalur pendakian.
"Jalurnya masih sama. Tidak ada yang baru. Cuma kami harus membersihkan pohon tumbang dan memberikan garis seperti police line di beberapa titik untuk memudahkan pendaki," ucapnya.
Dalam pembersihan jalur tersebut, pihak Taman Nasional Bromo Tengger Semeru mengajak semua komunitas, volunteer, warga setempat dan instansi yang berkaitan.
Pembersihan jalur tersebut dilakukan, mengingat jalur pendakian Gunung Semeru akan dibuka mulai 1 Oktober mendatang.
Para pendaki yang sudah tidak sabar ingin segera muncak ke Mahameru diharuskan mendaftarkan diri terlebih dahulu melalui online.
Pihak TNBTS juga membatasi jumlah pendaki yang akan muncak sebesar 20 persen atau sebanyak 120 orang saja.
Nanti para pendaki hanya diperkenankan untuk melakukan pendakian selama dua hari satu malam.
"Untuk SOP sementara itu yang bisa kami sampaikan. Nanti mekanisme pembelian karcis masuk melalui booking online pada situs bookingsemeru.bromotenggersemeru.org. di sana nanti juga terdapat SOP dan sejumlah aturan yang harus ditaati oleh para pendaki," Kepala Sub Bagian Data Evaluasi Pelaporan dan Humas pada Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Sarif Hidayat. (TRIBUNJATIM.COM/Rifky Edgar)