Virus Corona di Bondowoso
PMI Bondowoso Belum Bisa Donor Plasma Convalescent untuk Pasien Covid-19: Itu Ada Timelinenya
PMI Bondowoso belum melaksanakan praktik donor plasma convalescent untuk membantu pemulihan pasien virus Corona. Ini penyebabnya.
Penulis: Danendra Kusuma | Editor: Hefty Suud
TRIBUNJATIM.COM, BONDOWOSO - Terapi plasma convalescent merupakan salah satu metode untuk membantu pemulihan pasien virus Corona ( Covid-19 ) utamanya yang bergejala berat.
Plasma darah tersebut didonorkan oleh orang-orang yang telah sembuh dari Covid-19 (penyintas).
Hal itu dikarenakan plasma darah dari pasien yang telah sembuh dari Covid-19 mengandung antibodi.
• Cerita Pilu Gadis Jepang Junko Furuta, Disiksa dan Diperkosa Yakuza, Jenazahnya Dibungkus Beton
• Cawabup Astiti Sambangi Nelayan Desa Weru, Dengar Langsung Keluhan Kelangkaan BBM Jenis Solar
Plasma convalescent ini bisa jadi imunisasi pasif bagi pasien yang masih terpapar Covid-19.
Namun, hanya PMI di beberapa daerah saja yang sudah menggelar kegiatan pelayanan donor plasma convalescent. Diantaranya Surabaya, Sidoarjo dan Lumajang.
Sedangkan, PMI Bondowoso belum melaksanakan praktik donor tersebut.
• Cerita Pilu Gadis Jepang Junko Furuta, Disiksa dan Diperkosa Yakuza, Jenazahnya Dibungkus Beton
• Gubernur Khofifah Wanti-wanti Protokol Kesehatan Saat Kampanye: Jangan Sampai Jadi Klaster Covid-19
Kepala Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Bondowoso, dr Agus Deni mengatakan memang hanya beberapa PMI di daerah saja yang ditunjuk untuk melaksanakan pelayanan donor plasma convalescent.
"PMI Bondowoso tidak termasuk pelaksana kegiatan donor Plasma convalescent. Itu sudah ada timelinenya, beberapa PMI saja yang ditunjuk," katanya, Sabtu, (26/9/2020).
Ia menjelaskan, butuh alat khusus untuk melakukan proses donor plasma convalescent kepada pasien yang telah sembuh dari Covid-19. Saat ini, alat tersebut belum tersedia di PMI Bondowoso.
"Alat itu yakni Aphresis. Di PMI Bondowoso belum ada alat Aphresis. Sarana prasana kami tak memadai untuk melakukan donor plasma convalescent," jelasnya.
Ia menyebutkan, pihaknya belum mengusulkan penyaluran plasma convalescent kepada PMI yang telah melaksanakan praktik itu.
Karena penyaluran plasma convalescent bergantung pada kebutuhan Rumah Sakit yang menangani pasien Covid-19.
"Belum ada permintaan dari pihak rumah sakit ke kami dalam hal penyaluran plasma convalescent. Bila ada permintaan nanti akan kami arahkan," sebutnya.
Ia mengungkapkan, sebetulnya ketersediaan plasma convalescent cukup penting. Mengingat, di Bondowoso, kasus positif Covid-19 makin meningkat.
Dari data yang dihimpun per Kamis 24 September 2020, total kasus positif Covid-19 di Bondowoso mencapai 559 kasus. Dengan rincian 506 pasien dinyatakan sembuh. Sebanyak, 43 pasien yang masih menjalani perawatan. Lalu, 10 pasien lainnya meninggal dunia.
"Plasma convalescent sendiri bisa membantu proses pemulihan bagi pasien positif Covid-19," paparnya.
Plt Ketua PMI Bondowoso, Muhammad Iqbal Afif mengatakan pihaknya masih menunggu perintah baik dari PMI Pusat dan PMI Jatim terkait pengadaan sarana prasana, termasuk alat Aphresis, untuk mendukung pelaksanaan donor Plasma convalescent.
"Sementara ini, kami fokus dalam kegiatan penanggulangan penyebaran Covid-19 melalui media sosial maupun langsung terjun ke lapangan dengan penyemprotan desinfektan. Kami juga fokus pada ketersediaan stok darah," ungkapnya.
Kepala Dinas Kesehatan Bondowoso, Muhammad Imron mengatakan penyediaan alat Aphresis tak bisa dalam sekejap dilakukan. Pasalnya, dalam proses pengadaan butuh perencanaan anggaran, dan pengusulan ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso.
"Yang tak kalah penting juga ketersediaan sumber daya manusia (SDM) dalam pelaksanaan metode terapi menggunakan plasma darah convalescent di PMI maupun rumah sakit rujukan," ujarnya.
Kendati demikian, Imron menyarankan PMI Bondowoso untuk mengusulkan pengadaan sarana prasarana secara resmi kepada Pemkab Bondowoso.
"Sebab, APBD sudah direalokasikan dan direfocusing untuk penanganan Covid-19," pungkasnya. (nen)
Penulis: Danendra Kusuma
Editor: Heftys Suud