Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

8 Lutung Jawa Bakal Dilepas Liar Pada November 2020, Kini Jalani Rehabilitasi di JLC-TAFIP Kota Batu

8 bakal dilepas ke alam liar pada November mendatang. JLC ungkap prosedur: seminggu sebelum dirilis, lutung dipindahkan ke kandang habituasi.

Penulis: Benni Indo | Editor: Hefty Suud
SURYA/BENNI INDO
Lutung Jawa yang berada di Javan Langur Centre–The Aspinall Foundation Indonesia Program (JLC-TAFIP) di Coban Talun, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Senin (28/9/2020). Di sana, total ada 23 ekor Lutung Jawa yang dipersiapkan ke alam liar. 

“Baru kami buka pintu kandangnya. Kami tetap memantau kondisinya setelah dilepas," jelas Iwan.

Setiap detail perkembangannya akan dipantau termasuk juga saat dilepaskan ke habitat alaminya Untuk melihat sejauh mana lutung tadi mampu bertahan hidup.

Selain itu dilihat juga apakah lutung yang telah dilepas dapat berkembang biak atau tidak. 

Iwan mengatakan, proses ini dilakukan di hutan. Hingga saat ini masih belum ada alat untuk mendeteksi hewan primata kecil. Berbeda dengan gajah, badak, dan harimau mereka memiliki alat pendeteksi bernama radio collar dan GPS collar. Terbatasnya piranti, membuat monitoring dilakukan secara konvensional.

Beberapa lokasi di Malang Raya dipilih sebagai habitat pelepasliaran Lutung Jawa. Salah satunya kawasan hutan lindung di Kondang Merak, Malang Selatan.

Habitat berikutnya yang masih disiapkan saat ini yakni  kawasan hutan lindung Coban Talun dan Tahura Raden Soerjo di Gunung Biru - Anjasmara.

Lutung Jawa adalah hewan endemik Jawa, khususnya di Jawa Timur dan Jawa Barat. Namun saat ini populasinya menghadapi tantangan, yakni semakin berkurangnya hutan heterogen yang menjadi tempat tinggalnya. Dari data internal, Iwan mengatakan, pada 2010 ada 2700 ekor lutung.

“Data terbaru belum selesai, namun kalau melihat kondisinya, hutan semakin menyusut bisa dibayangkan sendiri,” terangnya.

Lutung Jawa berada dalam salah satu rangkai makanan. Maka perlu dilindungi agar kelestarian satwa terjaga.

Namun kenyataannya, saat ini para pemburu mudah masuk ke kawasan hutan yang banyak lutungnya.

“Kalau mau menangkap anak lutung, harus membunuh ibunya karena si anak digendong terus,” jelas Iwan.

Maka dari itu, ia berharap kesadaran masyarakat agar dapat menjaga ‘ikon’ Pulau Jawa tersebut.

Penulis: Benni Indo

Editor: Heftys Suud

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved