Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Apa Bisikan Azis Syamsuddin sebelum Puan Maharani Matikan Mik saat Interupsi di Rapat Paripurna?

Sebelum Puan Maharani beraksi matikan mik saat interupsi di rapat paripurna RUU CIpta Kerja, sempat dibisiki Azis Syamsuddin.

Penulis: Alga | Editor: Sudarma Adi
YouTube
Puan Maharani diduga matikan mik setelah dibisiki Azis Syamsuddin 

"Diatur di dalam tata tertib, disahkan dalam rapat paripurna tanggal 2 April 2020," kata Azis Syamsuddin di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (6/10/2020), dikutip TribunnewsBogor.com dari Tribunews.com (grup TribunJatim.com).

Azis Syamsuddin  membantah jika dirinya meminta Ketua DPR RI, Puan Maharani mematikan mik saat interupsi dari Fraksi Partai Demokrat.

"Saya berbisik kepada Bu Ketua (Puan Maharani) supaya tidak dobel suaranya."

"Karena kalau kita ibarat main Zoom meeting antara laptop satu laptop yang lain sama-sama suaranya dibuka, kan ‎voice-nya ganggu."

"Jadi saya enggak bisa dengar pembicaraan orang," ujarnya.

"Setiap menit miknya mati. Kan tadi saya bilang supaya tidak doubling."

"Saya tidak tahu mikrofonnya bagaimana, saya minta supaya mikrofonnya tidak doubling," ujarnya.

Tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja, Aliansi Pekerja Buruh Surabaya Gelar Aksi di DPRD Jatim

Melansir Tribunnews.com, pengamat komunikasi politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio menyayangkan aksi Puan Maharani tersebut.

"Itu sebetulnya disayangkan. Sebetulnya kan jabatan sebagai anggota DPR ini bisa jadi pelatihan buat Puan, kawah candradimuka lah sebelum menuju ke capres," ujar Hendri, ketika dihubungi Tribunnews.com, Selasa (6/10/2020).

Apalagi Hendri melihat putri Megawati Soekarnoputri tersebut sebagai sosok perempuan potensial, memiliki dukungan partai dan juga memiliki pengalaman politik yang bagus.

Sayangnya, kata dia, aksi Puan Maharani bisa dikatakan yang bersangkutan, kurang bijaksana dan kurang bisa mendengarkan.

Menurutnya sebagai wakil rakyat, Puan Maharani harus belajar lebih banyak mendengarkan, terutama keluhan rakyat itu sendiri.

Selain itu, keluhan kolega sesama wakil rakyat juga tetap perlu direspons secara bijak.

"Mbak Puan ini kan pemimpin potensial, perempuan yang sudah punya jabatan tinggi sekali. Kemudian ada sokongan partai politik, jadi ketua DPR. Dia itu pengalaman politiknya itu bagus banget," kata dia.

"Nah, kalau sudah bagus banget karier politiknya itu seharusnya bisa lebih bijaksana dan lebih banyak mendengarkan."

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bogor
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved