Demo Tolak Omnibus Law di Surabaya
182 Orang Diamankan Jelang Demo Tolak Omnibus Law di Surabaya, 1 Anak di Bawah Umur Bawa Bom Molotov
Sebanyak 182 orang yang didominasi pemuda dan anak-anak diamankan Polrestabes Surabaya jelang aksi tolak Omnibus Law di Sekitar Gedung Grahadi.
Penulis: Firman Rachmanudin | Editor: Pipin Tri Anjani
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Sebanyak 182 orang yang didominasi pemuda dan anak-anak diamankan Polrestabes Surabaya jelang aksi tolak Omnibus Law di Sekitar Gedung Grahadi Surabaya, Selasa (20/10/2020) siang.
Mereka didata polisi dan dilakukan rapid test terhadap masing-masing orang yang diamankan.
Wakapolrestabes Surabaya, AKBP Hartoyo memastikan ke 182 orang yang diamankan sebelum aksi berlangsung di Grahadi itu bukanlah massa dari aliansi Gerakan Tolak Omnibus Law (GETOL) Jawa Timur.
Bahkan, usai di data, 98 diantara 182 orang yang diamankan itu masih tergolong dibawah umur dan pelajar golongan SMP serta SMA.
Baca juga: BREAKING NEWS: Polisi Amankan Puluhan Pemuda di Sekitar Gedung Grahadi
Baca juga: Diduga Akan Lakukan Kericuhan Saat Unjuk Rasa Tolak Omnibus Law di Malang, 56 Orang Diamankan Polisi
"Sifatnya kita melakukan upaya preventif. Kami pastikan yang diamankan tidak masuk dalam elemen GETOL. Maka dari itu untuk menghindari hal yang tidak diinginkan kami lakukan pengamanan lebih dulu," ujar Hartoyo, Selasa (20/10/2020) malam.
Bukan tanpa alasan, diantara 182 orang yang diamankan itu terbukti satu anak dibawah umur didapati membawa bom molotov.
Mereka yang sudah didata nantinya akan dipulangkan kecuali yang terbukti terlibat merencanakan kerusuhan di Surabaya.
"Semua akan kami pulangkan jika tidak terlibat. Kami data, kami bina dan kembalikan ke orang tua. Tapi jika terlibat seperti bawa bom molotov akan kami dalami dan proses," tegasnya.
Penulis: Firman Rachmanudin
Editor: Pipin Tri Anjani
Baca juga: Seusai Didata dan Diperiksa, 15 Pelajar di Malang yang Akan Ikut Demo Tolak Omnibus Law Dipulangkan
Baca juga: Khofifah Sebut Pengendalian Covid-19 Progresif, Bebas Zona Merah, 50 Persen Daerah Jatim Zona Kuning