Lagi, Banjir Rendam 2 Desa di Kecamatan Tanggulangin Sidoarjo, Warga Resah: Kok Jadi Langganan
2 hari diguyur hujan. Desa Kedungbanteng dan Desa Banjarasri terendam banjir, Senin (2/11/2020). Warga resah: kok jadi langganan.
Penulis: M Taufik | Editor: Hefty Suud
TRIBUNJATIM.COM, SIDOARJO - Banjir kembali melanda dua desa di Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo, Senin (2/11/2020).
Pantauan awak TribunJatim.com, Desa Kedungbanteng dan Desa Banjarasri terendam banjir akibat hujan deras mengguyur dua hari belakangan.
Dua desa ini sudah langganan. Setiap kali hujan deras mengguyur dalam waktu lama, rumah-rumah warga, sekolah, dan berbagai fasilitas di sana pun langsung kebanjiran.
Baca juga: Operasi Yustisi di Kediri Masih Temukan Pelanggar Tak Memakai Masker, Disanksi Menyapu Jalan
Baca juga: Terbukti Jadi Kurir Sabu 25 Kilogram dan 12 Ribu Ekstasi, Pria Bangkalan Divonis 20 Tahun Penjara
Bedanya, pada banjir kali ini jalan desa tidak ikut terendam. Itu karena beberapa bulan lalu jalan dibangun, ditinggikan.
"Jalannya memang tidak terendam lagi, tapi rumah-rumah warga tetap kebanjiran," kata Bisri, warga Kedungbanteng.
Dia menduga, banjir terjadi karena sungai dan gorong-gorong tidak mampu menampung air. Sehingga air meluap menggenangi kampung.
Baca juga: SMK Telkom Malang Gelar Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka Selama Lima Hari, Khusus Siswa Kelas X
Baca juga: Main ke Rumah Markoem, Pengrajin Biola Tertua di Surabaya, Buatan Tangannya Diakui Komposer Jerman
"Sekarang jalannya sudah tinggi. Tapi gorong-gorongnya sepertinya kapasitasnya kurang. Sungai juga tidak cukup menampung air," ujar dia.
Bisri dan sejumlah warga berharap, pemerintah secepatnya mengambil tindakan. Supaya banjir tidak berlarut-larut seperti sebelumnya. Air bertahan di sana sampai beberapa bulan.
"Saya juga heran, dulu tidak pernah banjir di kampung ini. Kok belakangan malah jadi langganan. Setiap kali hujan deras mengguyur lama, selalu kebanjiran," keluh Badriyah, perempuan 63 tahun yang tinggal di Kedungbanteng.
Dan herannya lagi, kata dia, banjir selalu lama. Beberapa waktu lalu, rumahnya kebanjiran sampai lebih dari satu bulan.
"Bayangkan bagaimana nasib kami. Rumah kebanjiran sampai sebulan lebih," imbuh dia.
Jika ditotal, sekarang ini terhitung ada enam RT di dua desa itu yang kebanjiran. Menurut Camat Tanggulangin, Sabino Mariano, tiga RT di Desa Kedung Banteng dan tiga RT lagi berada di Desa Banjarasri.
Selain itu, banjir juga menggenangi Desa Banjar Panji. Namun kondisinya tidak separah Desa Kedung Banteng dan Desa Banjar Asri.
"Yang paling parah itu di RT 5 dan 6 di Kedung Banteng. Untuk RT 7 hanya sebagian. Lalu di Banjarasri RT 3, 4, dan 5. Untuk yang di Banjar Panji hanya di jalan masuk menuju desanya," urai Sabino.
Ketinggian air cukup variatif, mulai dari 15 cm sampai 20 cm. Sebagai tindak lanjut, Sabino mengatakan saat ini pihak kecamatan sudah melakukan koordinasi dengan beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.
"Kami sudah lakukan komunikasi dengan dinas teknis seperti BPD, Dinsos, PU dan Dinkes. Hari ini agendanya pemetaan bersama untuk bagi tugas," ucapnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, langkah pertama yang harus segera dilakukan ialah untuk mengurangi ketinggian air yang ada di rumah-rumah warga. Hal itu bisa dilakukan dengan menggunakan pompa air yang akan disediakan oleh dinas PU.
"Hari ini masih belum, mungkin nanti baru ditindaklanjuti karena kita baru koordinasi. Mudah-mudahan bisa secepatnya," lanjutnya.
Selain rumah-rumah warga, area SMPN 2 Tanggulangin juga menjadi langganan banjir. Kali ini, air menggenang di sana sudah sekira 30 centimeter.
"Ketinggian air terus bertambah. Apalagi setelah hujan mengguyur deras dalam waktu lama. Tentu kami khawatir. Takut banjir berlarut-larut sampai beberapa bulan seperti sebelumnya," kata Alhadi, Kepala Sekolah SMPN 2 Tanggulangin.
Di sekolah itu, kondisinya juga tidak seperti sebelumnya. Kali ini air tidak sampai masuk ke dalam ruang kelas. Itu karena gedung sekolah memang sudah ditinggikan.
"Total ada 11 ruang kelas dan beberapa ruangan lain seperti ruang lab dan ruang guru yang sudah ditinggikan. Sehingga air tidak sampai masuk," kata Al Hadi.
Kendati demikian, pihaknya juga berharap agar pemerintah segera turun tangab. Melanjutkan pengerjaan bangunan sekolah, dan mengatasi banjir yang terjadi. Setidaknya, saat siswa mulai kembali masuk, sekolah sudah tidak kebanjiran.
Di sisi lain, Kepala Dinas Pendidikan Sidoarjo, Asrofi, menyatakan bahwa pemerintah akan mengupayakan sesegera mungkin melakukan peninggian akses masuk ke sekolah tersebut. Termasuk meninggukan halaman sekolah yang kerap tergenangi air.
"Secepatnya. Agar saat kegiatan belajar tatap muka kembali digelar, sekolah sudah tidak kebanjiran lagi," ujar Asrofi.
Di sisi lain, BPBD Sidoarjo sedang melakukan pemetaan untuk menentukan titik mana saja yang akan dipasangi pompa air. Hal itu sebagai tindak lanjut agar banjir yang menggenangi 6 RT di dua desa yang ada di Kecamatan Tanggulangin segera surut.
Kepala BPBD Sidoarjo, Dwijo Prawito mengungkapkan, hari ini dia dan beberapa pihak terkait termasuk Camat dan Pemdes dari masing-masing desa telah melakukan koordinasi. Saat ini status bencana banjir di Tanggulangin tersebut statusnya masih siaga.
Selain dengan memaksimalkan pompa air, normalisasi sungai merupakan langkah yang juga telah direncanakan pemerintah. Bahkan dalam Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) 2020, ada pos anggaran untuk normalisasi sungai di Kedung Banteng dan Banjarasri.
"Penyebab utama banjir karena curah hujan yang tinggi beberapa hari yang lalu. Itu yang menyebabkan tidak bisa menampung air sehingga perlu normalisasi," ujarnya.
Penulis: M Taufik
Editor: Heftys Suud