Hampir 1 Tahun Menjabat, Stafsus Jokowi Dinilai Minim Prestasi, Dirut Parameter Politik: Layak Eval
Hampir satu tahun sudah Presiden Joko Widodo menunjuk staf khusus milenial. Namun, sejauh ini, stafsus milenial dinilai masih minim prestasi.
TRIBUNJATIM.COM - Staf khusus milenial Presiden Jokowi dinilai minim prestasi setelah hampir setahun menjabat.
Sebagaimana diketahui, Presiden Jokowi memperkenalkan tujuh orang yang menjadi staf khususnya pada 21 November 2019 lalu.
Namun, sejauh ini, stafsus milenial dinilai masih minim prestasi.
Benarkah para staf khusus milenial itu tidak ada kotribusinya?
Simak penjelasan selengkapnya dari Direktur Eksekutif Parameter Politik Adi Prayitno.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Adi Prayitno menilai, alih-alih prestasi, yang lebih banyak mengemuka dari stafsus milenial justru konflik kepentingan.
"Dalam setahun ini nyaris kita tidak disuguhkan prestasi yang dilakukan oleh stafsus milenial, yang lebih mengemuka adalah kecenderungan conflict of interest," kata Adi Prayitno kepada Kompas.com ( TribunJatim.com Network ), Senin (2/11/2020).
Baca juga: Pendiri Ruangguru Jadi Staf Khusus Presiden Jokowi, Belva: Gaya Saya di Bidang Teknologi & Inovasi
Baca juga: Potret Belva Devara, Stafsus Presiden Jokowi, Pertama Kalinya Terbang dengan Pesawat Kepresidenan

Adi Prayitno mencontohkan kasus yang sempat melibatkan salah satu stafsus milenial, Adamas Belva Syah Devara.
April lalu, muncul polemik mengenai terpilihnya Ruangguru, perusahaan startup yang didirikan dan dipimpin Adamas Belva Delvara, sebagai mitra program Kartu Prakerja.
Banyak pihak menilai bahwa hal ini berpotensi menjadi konflik kepentingan. Akhirnya, pada 21 April, Adamas Belva Syah Devara resmi mengundurkan diri sebagai stafsus milenial.
Adi Prayitno juga menyinggung adanya stafsus milenial yang sempat membuat pernyataan kontroversial sampai dianggap sebagai buzzer pemerintah.
"Mestinya stafsus itu memposisikan dirinya sebagai negarawan, sebagai jubir negara yang sedikit pun tidak boleh ada kesalahan apa-apa," ujar dia.
Menurut Adi Prayitno, sebelum ditunjuk mendampingi presiden, bisa jadi stafsus milenial memiliki kehebatan di bidang masing-masing.
Namun, setelah menjadi stafsus dan dihadapkan dengan sistem politik yang rumit, mereka tak bisa berbuat banyak.
Baca juga: Stafsus Presiden Tekankan Pentingnya Penanaman Nilai Pancasila Kepada Generasi Millenial di Surabaya
Baca juga: Musibah Kecelakaan Laut Speedboat di Sulteng Tewaskan Cawabup Asgar Badalia, Berikut Data Korbannya
Bahkan, di situasi pandemi Covid-19 pun, kinerja stafsus milenial tak terdengar. Padahal, ditunjuknya anak-anak muda di lingkungan Istana diharapkan membawa manuver segar dan inovatif.
Oleh karenanya, menurut Adi Prayitno, sudah sepatutnya keberadaan stafsus milenial Jokowi dievaluasi.
"Enggak kelihatan kerja-kerja stafsus itu. Betul dugaan-dugaan publik itu bahwa stafsus ini seperti pajangan," ucap Adi Prayitno.
"Bagi saya juga layak untuk dievaluasi. Jangan hanya milenial enggak milenial, tapi enggak ada kontribusinya," tutur dia.
Adi Prayitno melanjutkan, ada kemungkinan pernyataan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri beberapa waktu lalu yang mempertanyakan sumbangsih anak muda pada bangsa, sebenarnya menyinggung anak-anak muda yang ada di lingkungan Istana.
Adi Prayitno menduga, sebenarnya Megawati Soekarnoputri berharap Jokowi tak terlalu memanjakan milenial seperti stafsus yang banyak dipuji, tetapi ternyata tak cukup menunjukkan prestasi.
"Jangan-jangan Mbak Mega (Megawati Soekarnoputri) itu secara tidak langsung mau mengkritik orang di sekitar Presiden, anak-anak muda penuh sanjung puji tapi mereka minim prestasi, bahkan lebih banyak kontroversi pribadinya," kata dia.
Baca juga: Profil-Biodata Dyah Kartika Rini, Relawan Jokowi yang Kini Jadi Komisaris Jasa Raharja, Alumnus UI
Baca juga: Merespons Hasil Survei Poltracking, PDIP Surabaya: Kok Bisa Satu Survei Keluar Dua Hasil Berbeda?

Presiden Joko Widodo memperkenalkan tujuh orang yang menjadi staf khususnya pada 21 November 2019.
Ketujuh staf khusus itu berasal dari kalangan milenial.
Tujuh stafsus tersebut yakni, CEO dan Founder Creativepreneur Putri Indahsari Tanjung; pendiri Ruangguru Adamas Belva Syah Devara; perumus Gerakan Sabang Merauke Ayu Kartika Dewi;
Kemudian, pendiri Thisable Enterprise sekaligus kader PKPI Angkie Yudistia; pemuda Papua sekaligus peraih beasiswa kuliah di Oxford Gracia Billy Yosaphat Membrasar; mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Aminuddin Ma'ruf dan pendiri Lembaga Keuangan Amartha Andi Taufan Garuda.
(Kompas.com/Fitria Chusna Farisa)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hampir Setahun Ditunjuk Jokowi, Stafsus Milenial Dinilai Minim Prestasi"