Pintu Ruang Tamu Pendapa Bupati Terkunci, Plt Bupati Jember Menunggu Rombongan Kapolres di Teras
Plt Bupati Jember KH Abdul Muqit Arief menunggu rombongan kapolres Jember di teras masuk ruang tamu utama pendapa rumah dinas bupati Jember, Jumat
Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, JEMBER - Gara-gara pintu ruang tamu Pendapa Wahyawibhawagraha Jember terkunci, Plt Bupati Jember KH Abdul Muqit Arief menunggu rombongan kapolres Jember di teras masuk ruang tamu utama pendapa rumah dinas bupati Jember, Jumat (6/11/2020).
KH Abdul Muqit Arief terlihat duduk di sebuah kursi. Di depannya, duduk tokoh masyarakat Jember H Arum Sabil.
Kedua tokoh itu duduk berdua sambil menunggu rombongan kapolres Jember. Di belakang mereka, pintu masuk ke ruangan yang bernama Pancakarana itu tertutup. Di balik pintu tersebut, merupakan ruang tamu utama rumah dinas bupati Jember.
Ruang tamu itu bisa menjadi tempat menerima tamu yang berkunjung ke pendapa. Pintu Ruang Pancakarana tertutup karena dikunci. Ruangan itu terkunci sejak Bupati Jember non-aktif Faida meninggalkan rumah dinas tersebut.
Sejak 26 September, atau sejak Kiai Muqit menjadi Plt bupati, pintu ke ruangan di lantai 1 itu terkunci. Akibatnya, sejumlah tamu tidak bisa masuk ke ruang tamu. Sementara, Pemkab Jember masih memakai bangunan tersebut untuk berkegiatan.
Baca juga: Senior PDIP Rela Dipecat Partai Demi Dukung Gus Ipul - Mas Adi
Baca juga: Sudah Heboh Sampai Lesty Nangis, Ucapan Rizky Billar Ingin Nikah Tak Serius? Cuma Candaan Panggung
Baca juga: Bobot Kim Jong Un Kini Capai 139 Kilogram, Alami Kelebihan Berat Badan hingga Dikenal Perokok Berat
Seperti yang terjadi pada Jumat (6/11/2020). Plt bupati Jember bersama jajaran Forkopimda Jember melakukan acara lepas sambut kapolres Jember di aula Pendapa Wahyawibharagraha di lantai 2. Berbeda dengan lantai 1, pintu ke aula di lantai 2 tidak terkunci.
Jika ada kegiatan di lantai 2, sejumlah pejabat atau tamu penting yang akan mengikuti kegiatan di lantai 2, akan transit di ruang tamu Pancakarana di lantai 1. Tetapi karena sejak 26 September, kunci itu terkunci, sehingga tamu transit sebentar di teras ruang tamu, untuk kemudian menuju lantai 2.
Seperti yang terlihat siang tadi. Kiai Muqit dan Arum Sabil harus menunggu rombongan kapolres di teras itu. Setelah rombongan tiba, mereka berbincang di tempat itu. Setelahnya, rombongan yang antara lain terdiri atas AKBP Aris Supriyono, dan penggantinya AKBP Arif Rachman Arifin yang menjadi Kapolres Jember diajak naik ke lantai 2.
Usai acara lepas sambut kapolres Jember, Kiai Muqit menuturkan, agar dirinya menunggu di teras pendapa tidak dibesar-besarkan.
"Kebetulan kan memang hanya sebentar, jadi tidak perlu masuk ke ruang tamu," ujarnya. Ketika ditanya, kenapa pintu ruang tamu pendapa masih terkunci, Kiai Muqit memilih tidak menjawab pertanyaan itu sambil tersenyum.
"Maaf ya," ujarnya.
Ketua Komisi C DPRD Jember David Handoko Seto yang mendengar informasi tersebut, menyatakan keheranan dan kegeramannya.
"Masak kapolres baru disambut di teras, tidak masuk ke ruang karena pintu ruang tamu masih terkunci," ujarnya.
Karenanya, dia secara pribadi dan tegas bertanya kepada Kiai Muqit ketika Plt bupati tersebut usai menggelar pertemuan tertutup dengan pimpinan DPRD Jember di gedung DPRD Jember, Jumat (6/11/2020) sore.
"Ini seperti Plt bupati tidak dihormati, dan punya kuasa. Itu kan rumah dinas bupati," tegasnya.