Pilkada Surabaya
Pilkada Surabaya 2020, Inilah Tantangan Besar Kedua Paslon untuk Raup Suara Kemenangan
Selain maksimalkan dukungan yang telah diraup, kedua paslon Pilkada Surabaya juga harus dapat menggaet dukungan dari segmen pemilih potensial.
Penulis: Yusron Naufal Putra | Editor: Pipin Tri Anjani
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Yusron Naufal Putra
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Gelaran Pilkada Surabaya 2020 di 9 Desember mendatang kini makin dekat.
Kedua paslon saat ini tengah getol berkampanye, totalitas untuk mendulang dukungan dari warga Surabaya.
Selain memaksimalkan dukungan yang telah berhasil diraup, kedua paslon juga harus dapat menggaet dukungan dari segmen pemilih potensial yaitu, swing voters.
"Swing voters pemilih Surabaya masih besar kendati undecided voters terus menurun," kata Pengamat politik dan peneliti SSC Surokim Abdussalam, Minggu (15/11/2020).
Baca juga: ASN Pelanggar Pilkada di Kabupaten Kediri Duduki Rangking 1 Jawa Timur, Begini Tanggapan Bawaslu
Baca juga: AMSI JATIM Gelar Training Cek Fakta Pilkada 2020, Perangi Hoaks dalam Proses Demokrasi
Dari angka swing 52 persen, Surokim menyebut sebagian besar teridentifikasi sebagai pemilih milenial.
Khususnya milenial pemula dan muda yang rentang usianya berada di 17 hingga 30 tahun dan kisarannya 27 persen. Ditambah dengan pemilih dewasa rasional kritis yang 25 persen.
"Jadi di situ letak sulitnya pemilih ini yang selalu mempertimbangkan banyak hal. Mereka sulit jadi strong voters dan selalu kritis rasional," tambah Surokim.
Dia menyebut ini memang kontestasi yang penuh tantangan. Sebuah Pilkada yang memang terbilang sulit. Selain lantaran pandemi Covid-19 yang juga turut mempengaruhi.
Menurut Surokim, jenis pemilih tersebut butuh cara khusus dan sentuhan individual. Terlebih ditengah wabah harus ada cara jitu yang dipakai.
Sehingga menarik untuk terus dinantikan, kemana arah pemilih tersebut hingga akhir sesi. Apalagi dinamika politik saat ini terus dinamis.
"Karena dari jumlah itu biasanya menjelang hari H jumlahnya juga masih besar," ungkapnya.
Editor: Pipin Tri Anjani