Siaga Bencana, Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya Pasang Indikator Ketinggian Air Laut
Polres Pelabuhan Tanjung Perak bersama tiga pilar memasang indikator debit air pasang di wilayah pesisir.
Penulis: Firman Rachmanudin | Editor: Pipin Tri Anjani
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Musim peralihan dengan cuaca ekstrem di Surabaya diprediksi masih akan berlanjut hingga awal tahun 2021 nanti.
Wilayah pesisir menjadi salah satu wilayah yang rawan terkena dampak cuaca ekstrem.
Melihat potensi kerawanan tersebut, Polres Pelabuhan Tanjung Perak bersama tiga pilar memasang indikator debit air pasang di wilayah pesisir di antaranya empat titik yakni Bulak Cumpat, Nambangan, Tambak Wedi dan Kejawan Lor.
"Memasuki pancaroba, memang seperti yang sudah diprediksi okeh BMKG akan ada gejala-gejala perubahan cuaca sangat ekstrem. Termasuk kejadian kemarin air yang pasang dan angin yang kencang mengakibatkan beberapa perahu nelayan rusak. Berdasarkan itu kami memasang rambu atau indikator debit air di wilayah pesisir ini," kata Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak, AKBP Ganis Setyaningrum, Sabtu (14/11/2020) di lokasi.
Baca juga: Cegah Maraknya Peredaran Rokok Tanpa Cukai, Pemkot Mojokerto Gelar Sosialisasi Gempur Rokok Ilegal
Baca juga: Alasan Suami Bunuh Istri dan Anak, Tidur bareng Jenazah hingga Seminggu, Kejahatan Diungkap Iparnya
Indikator tersebut dibuat dari peralatan yang sederhana dan murah. Memiliki tiga warna indikator debit air yakni hijau, kuning dan merah.
"Indikator warna ini berhubungan dengan kebiasaan para nelayan. Jaraknya sekitar dua meter per warna. Kalau biasanya jam 1 siang, debit air itu ada diketinggian dua meter. Tapi kalau sampai lebih itu patut diwaspadai. Nah ini lah yang kemudian kami edukasikan ke masyarakat pesisir," tandasnya.
Penulis: Firman Rachmanudin
Editor: Pipin Tri Anjani