Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Cerita Tim Pemulasaran Jenazah Pasien Covid-19, Pakai Hazmat Berjam-Jam hingga Keringat Bercucuran

Tim pemulasaran jenazah pasien Covid-19 ceritakan perjuangannya saat bertugas, pakai baju hazmat hingga berjam-jam.

Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Pipin Tri Anjani
TRIBUNMADURA.COM/Kuswanto Ferdian
Suasana saat tim pemulasaraan jenazah pasien Covid-19 di Pamekasan akan melakukan penguburan. 

TRIBUNJATIM.COM, PAMEKASAN - Hampir setahun pandemi Covid-19 mewabah di berbagai kota atau kabupaten di seluruh Indonesia.

Terutama di Pulau Madura, yang hingga kini masih harus mewajibkan masyarakat agar terus berprotokol kesehatan di setiap melakukan aktifitasnya.

Banyak pihak dilibatkan dalam upaya menanggulangi pandemi Covid-19 ini. 

Mulai dari upaya mitigasi, penanganan tanggap darurat, hingga upaya pasca bencana yang dilakukan oleh stakeholder dan para relawan medis dan non medis.

Satu di antara para relawan yang kerapkali luput dari pemberitaan media yakni Tim Desinfeksi dan Pemulasaraan Jenazah Covid-19 Pamekasan.

Sebab, tim yang dikhususkan pada upaya pemakaman dan sterilisasi lokasi ini, saat bergerak selalu dadakan serta tanggap darurat.

Baca juga: PENYEBAR Video Syur Mirip Gisel Disebut dari Masa Lalu, Sakit Hati? Denny Darko sampai Takut

Baca juga: BERITA TERPOPULER JATIM: Ayah Tewas saat Sambangi Anak hingga Viral Penggerebekan Tersangka Narkoba

Tim Rescue BPBD Pamekasan, Budi Cahyono mengatakan, keberadaan tim berhazmat putih ini memang selalu hadir di garda terakhir penanganan pemulasaraan pasien yang meninggal karena terinfeksi Covid-19.

Biasanya, tim yang turun ke lokasi, kata dia berjumlah 6 orang, yang bertugas melakukan pemulasaraan.

Sedangkan, tim dari Pemkab Pamekasan yang berjumlah 2 orang, yang bertugas sebagai tim desinfeksi.

Biasanya, lanjut Budi, dalam pemulasaraan dan desinfeksi ini, selalu melibatkan relawan FRPB Pamekasan.

"Kami sering mendapatkan tugas tidak terduga. Bahkan, pernah dalam sehari ada penguburan berprotokol hingga 3 kali," cerita Budi kepada TribunMadura.com (grup TribunJatim.com), Senin (16/11/2020).

Menurut Budi, sebagai tim pamungkas, semua anggota tim diharuskan dan disiplin menggunakan alat pengaman diri (APD) standar level 3.

Bahkan jarang pula, kata dia, para petugas ini harus berjam-jam memakai baju khusus anti virus hingga bercucuran keringat di sekujur tubuh.

Baca juga: Kota Kediri Umumkan Tambahan 8 Kasus Baru Covid-19, Satu Orang Meninggal Setelah 7 Hari Dirawat

Baca juga: Pengakuan Jujur Gisel ke Gempi, Anak Gading Tahu Semua Berita, Pacar Wijin Kuak Harapan, Aku Yakin

"Semua itu Kami lakukan semata-mata ingin memberikan rasa aman dan nyaman pada warga terutama ahli waris," inginnya.

"Agar benar-benar steril dalam prosesi pemulasaraan di lapangan," tambahnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved