Simulasi Pembelajaran Tatap Muka Sekolah SD dan SMP di Kota Mojokerto Akan Dimulai
Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Mojokerto akan melakukan uji coba pembelajaran tatap muka di sekolah tingkat SD dan SMP selama Pandemi Covid-19
Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: Yoni Iskandar
TRIBUNJATIM.COM, MOJOKERTO - Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Mojokerto akan melakukan uji coba pembelajaran tatap muka di sekolah tingkat SD dan SMP selama Pandemi Covid-19 atau Virus Corona.
Ini menyusul surat permohonan izin uji coba pembelajaran tatap muka dari Dindik tersebut telah disetujui oleh Wali Kota Mojokerto, Ika Puspirasari selaku Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
Pelaksanaan uji coba pembelajaran tatap muka di kelas juga dalam rangka menyiapkan pelaksanaan Penilaian Akhir Semester (PAS) Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2020-2021 di mana sekolah sudah melaksanakan uji coba atau simulasi pembelajaran tatap muka secara terbatas.
"Simulasi untuk persiapan penilaian akhir semester 2020 ini untuk murid SD dan SMP masuk (Pembelajaran Tatap Muka, Red) sekitar tiga minggu pada Senin 30 November hingga 22 Desember 2020," ungkap Wali Kota Mojokerto, Ika Puspirasari di Rumah Rakyat, Selasa (17/11/2020).
Ning Ita panggilan akrab Wali Kota Mojokerto ini mengatakan masing-masing pihak sekolah SD maupun SMP yang bersangkutan sejak jauh hari telah menyiapkan Prokes untuk menunjang pembelajaran tatap muka di kelas.
Baca juga: Warga Asal Surabaya Ini Resmi Jadi Pemilik CBR1000RR-R SP Seharga 1,1 Miliar
Baca juga: Ada Dugaan Pelecehan Seksual Dilakukan Aktivis Kampus, IAIN Tulungagung Gelar Sidang Internal
Baca juga: Rumah Warga di Tuban Ambruk Setelah Diterjang Hujan Disertai Angin Kencang
Tentunya, penerapan Prokes dalam pembelajaran tatap muka hukumnya wajib.
"Jadi kapasitas ruangan diisi sepertiga, Hand Sanitizer, alat pengukur suhu badan, jaga jarak, kantin tidak boleh buka, tidak boleh ada waktu istirahat, Drooping penjemputan siswa di sekolah dan lainnya harus disiapkan sesuai Prokes yang ada di Perwali Nomor 55 tahun 2020," terangnya.
Ning Ita menyebut penerapan pembelajaran tatap muka di sekolah justru didukung penuh oleh para wali murid lantaran ingin anak-anaknya dapat kembali bersekolah.
"Justru sebenarnya dasar dari ini semuanya adalah keinginan yang kuat dari para wali murid untuk anak-anaknya agar bisa kembali mengikuti pendidikan secara tatap muka setelah 8 bulan harus full pembelajaran daring SD dan SMP," bebernya kepada TribunJatim.com.
Menurut dia, simulasi pembelajaran tatap muka ini menjadi dasar persiapan menghadapi penilaian akhir semester dan juga sekaligus menindaklanjuti
adanya surat edaran Kemendikbud terkait pelaksanaan simulasi yang akan dilakukan.
Berdasarkan surat dari Kemendikbud 12 November 2020 Nomor: 12776/H3/KP/2020 perihal Sosialisasi Kegiatan Simulasi Skala Besar UBKD dijelaskan bahwa Kemendikbud akan mengadakan simulasi Ujian Berbasis Komputer Daring (UBKD) untuk seluruh satuan pendidikan.
"Untuk ujian sekolah berbasis komputer secara daring kan belum pernah dilakukan secara Daring, tentu ini kalau tidak disimulasikan dan sosialisasi akan ada banyak kendala dalam pelaksanaannya," jelasnya.
Ditambahkannya, momen pembelajaran tatap muka atau Luring ini selain untuk penilaian akhir semester juga bagaimana mensimulasikan Prokes di sekolah.
"Sehingga keputusan nanti apakah memang dilanjutkan full tentu akan dinilai dari hasil simulasi di sekolah seluruh Indonesia termasuk di Kota Mojokerto ini," paparnya kepada TribunJatim.com.
Kadindik Kota Mojokerto, Amin Wachid menuturkan persetujuan wali murid mutlak diperlukan untuk mensukseskan pembelajaran tatap muka di sekolah. Sedangkan, faktanya rata-rata wali murid mendukung pelaksanaan pembelajaran tatap muka di sekolah.