Januari 2021 Diperbolehkan Gelar Sekolah Tatap Muka, Gubernur Khofifah Siapkan Masterplan Jatim
Januari 2021 sudah diperbolehkan gelar sekolah tatap muka, Gubernur Khofifah Indar Parawansa siapkan masterplan untk Jawa Timur.
Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Fatimatuz Zahroh
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Provinsi Jawa Timur telah bersiap untuk pelaksanaan pembelajaran tatap muka yang direncanakan pemerintah pusat akan dilaksanakan mulai Januari 2021.
Sebagaimana wawancara dengan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, seusai peringatan Hari Guru di Islamic Center, ia menegaskan bahwa masterplan pembelajaran tatap muka sedang difinalisasi.
Khofifah Indar Parawansa ingin sebelum pembelajaran tatap muka dimulai, prinsip-prisisp teknis pelaksanaaan di lapangan benar-benar direncanakan, demi melindungi seluruh siswa dari kemungkinan terpapar virus Corona ( Covid-19 ).
"Mau tidak mau kita harus akui bahwa dari pandemi Covid-19, yang terdampak signifkan adalah proses pembelajaran kita. Ada titik-titik di pegunungan, di pedalaman yang sulit akses internetnya," kata Khofifah, Senin (23/11/2020).
Hal itu pula yang menginisasi Jawa Timur meluncurkan Anjungan Belajar Mandiri. Yang dijadikan instrumen belajar jarak jauh bagi para siswa yang ada di kawasan kepulauan agar bisa dapat akses internet.
Baca juga: BREAKING NEWS: Pengumuman UMK Jawa Timur 2021, Surabaya dan Kawasan Ring 1 Lain Naik Rp 100 Ribu
Baca juga: Guru SD dan SMP di Surabaya Harus Kembali Ngantor Mulai Besok, Persiapan Sekolah Tatap Muka
Menurut Khofifah, pembelajaran di tengah pandemi Covid-19 memang masih harus terus dimaksimalkan. Oleh sebab itu, menanggapi Mendikbud yang memberikan gambaran bahwa awal 2021 proses pembelajaran tatap muka sudah mulai diperbolehkan, maka kini Jawa Timur benar-benar tengah bersiap.
"Saat ini kita harap bahwa persiapan untuk bisa melakukan proses belajar yang lebih masif, dimana Mendikbud memberikan gambaran awal 2021 akan sudah dimulai, maka sekarang kita sudah mulai siap-siap semuanya," kata gubernur perempuan pertama Jawa Timur ini.
Ia kini sedang menyiapkan sekolah-sekolah. Dipastikan bahwa sekolah sebelum dibuka harus dilakukan penyemprotan disinfektan, dan kursi-kursi di dalam kelas seluruhnya dalam kondisi menjaga jarak antarsiswa.
Baca juga: Ini Rincian Besaran UMK Jawa Timur 2021 Masing-masing Kabupaten/Kota, Surabaya Tertinggi
Baca juga: Beberapa Sekolah di Surabaya Mulai Pembelajaran Tatap Muka, Ingat Pesan Ibu: Terapkan Prokes Ketat
Kemudian ia juga menyebut bahwa titik-titik sekolah yang dimungkinkan bisa dilakukan akselerasi jumlah dan luas ruang kelas, maka bisa dimaksimalkan.
"Misalnya ada aula, maka bisa digunakan untuk kelas belajar sementara. Karena biasanya kan mereka 32 sampai 36 per kelas. Tapi tetap harus diatur kembali jaraknya agar aman satu sama lain. Minimal jaraknya 1 meter, nanti kapasitas per kelasnya disesuaikan," tegas Khofifah.
Selain itu, Khofifah juga menegaskan jika Januari 2021 nanti saat sekolah kembali buka, tetap belum bisa dilakukan full seluruh siswa belajar tatap muka. Sistem hybrid, sebagian sekolah daring, tetap dibutuhkan.
"Jadi kegiatan ini akan dilakukan dengan kondisi jam belajar yang belum full, kantin belum buka, dan jam belajar terus menerus dalam arti tanpa istirahat," tegasnya.
Baca juga: Jawa Timur Juara Umum Kompetisi Sains Nasional 2020, Khofifah: Pandemi Tak Halangi Prestasi Siswa
Baca juga: Dinas Pendidikan Kota Blitar Tunjuk 10 Sekolah Ikut Uji Coba Belajar Tatap Muka, Tunggu Zona Kuning
Seluruh tahapan teknis itu kini sedang dievaluasi. Sehingga kelas full tidak langsung dilakukan, sehingga masih ada yang sekolah daring, sampai dilihat seluruh sistem yang diterapkan dalam kurikulum bisa dilaksanakan dengan cara yang komprehensif.
"Jadi untuk Januari 2021 nanti, kita minta semua dihitung, kelas dengan diisi siswa berjarak satu meter itu muat berapa, lalu satu hari sekolah berapa jam, tanpa istirahat, siswa bawa makanan dari rumah. Ini semua harus dihitung kembali sehingga Januari kita sudah punya masterplan," pungkas Khofifah.
Editor: Dwi Prastika