Pilkda Surabaya
Prihatin Kondisi Gedung Setan Banyuurip, Machfud Arifin Siap Remajakan Gedung hingga Bangun Jamban
Machfud Arifin - Mujiaman prihatin kondisi Gedung Setan Banyuurip. Tergugah bakal meremajakan gedung hingga bangun jamban.
Penulis: Nuraini Faiq | Editor: Hefty Suud
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Kebutuhan mendasar warga Kota Surabaya akan lebih dulu dipenuhi oleh Paslon Machfud Arifin - Mujiaman (MAJU).
Namun, begitu melihat kondisi yang sesungguhnya di "Gedung Setan" Banyuurip, peserta Pilkada Surabaya 2020 nomor urut 2 ini prihatin.
Gedung besar dan luas itu kini ditempati puluhan rumah petak.
Baca juga: Bukti Ekonomi Jatim Bangkit, INAPRO Expo 2020 Ditutup: Raih Transaksi Offline Rp 960 Juta Lebih
Baca juga: Petaka Putung Rokok Jatuh, Rumah Toko Beserta Motor Warga Sampang Hangus Terbakar: Tinggal Kerangka
Kalau dijumlah, ada kurang lebih 105 KK warga yang mendiami gedung kuno ini.
Konon gedung yang sudah berisi dua abad ini termasuk gedung cagar budaya.
Begitu sampai di lokasi gedung yang berlokasi di Jalan Banyu Urip Wetan 1-A nomor 107, Kecamatan Sawahan itu, Machfud Arifin tergugah untuk nantinya meremajakan gedung kembali.
"Besok kami cat dan siapkan jamban di gedung ini. Kasihan warga kalau buang hajat," kata Machfud.
Yang menarik, blusukan Machfud ini langsung disambut ikrar dan deklarasi dukungan langsung warga untuk MAJU.
Baca juga: Tak Kunjung Bertemu dengan Calon Menantu, KD Beri Pesan Ini ke Atta dan Aurel: Nggak Usah Nikah Muda
Baca juga: Dihadiri Risma, Kadin Surabaya Gelar INAPRO Expo 2020, Momentum Kebangkitan Ekonomi
Bahkan sosok PDIP fenomenal dan berpengaruh, Mat Mochtar ikut mendampingi Machfud untuk mengikuti deklarasi warga intuk Machfud.
Machfud akan merealisasikan komitmennya untuk menjaga bangunan cagar budaya Gedung Setan itu. Dia akan mempercantik gedung yang telah berusia dua abad ini.
"Harus dirapikan karena ini cagar budaya. Kita cat biar kelihatan cantik, kita juga bisa bantu memperbaiki atap-atap yang keropos," kata Machfud.
Melihat kondisi tidak layak Gedung Setan yang banyak ditempati warga hingga ratusan Kepala Keluarga (KK), Machfud Arifin mengaku sangat prihatin.
Bahkan dia melihat sendiri bahwa rumah warga berdempet-dempetan hanya dibatasi dengan dinding dari triplek.
Apalagi saat musim hujan tiba para warga juga harus bertahan di dalam gedung dengan keadaan atap yang bocor.
Selain itu dia mengaku yang lebih memprihatinkan lagi yakni kurangnya fasilitas sanitasi di gedung tersebut.
"Sekitar 105 KK hanya punya jamban dua. Padahal satu KK bisa terdiri dari dua hingga tiga anggota keluarga, berarti bisa mencapai sekitar 300 warga. Mendesak bangun jamban di sini. Ini fasilitas mendasar," ujarnya.
Dia menyayangkan jika tidak ada bantuan dari pemerintah untuk perbaikan Gedung Setan yang sudah rapuh dimakan usia itu.
Penulis: Nuraini Faiq
Editor: Heftys Suud