Sosok Ni’ma, Wanita Tulungagung yang Dibunuh Tetangganya Sendiri, Warga: Sangat Dihormati
Penyidik telah menetapkan Budi Santoso sebagai tersangka pembunuh Ni’ma Turohmah, wanita Tulungagung, yang tak lain adalah tetangganya sendiri.
Penulis: David Yohanes | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, David Yohanes
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Penyidik telah menetapkan Budi Santoso (27) sebagai tersangka pembunuh Ni’ma Turohmah (45), wanita Tulungagung, yang tak lain adalah tetangganya sendiri.
Keduanya tinggal bersebelahan di Dusun Tanggung, Desa Suruhan Lor, Kecamatan Bandung.
Korban tewas dengan cara mengenaskan.
Dia dihajar menggunakan tiga benda keras berupa bor listrik, bangku kecil, dan tang besar.
Karena pukulan dari Budi, rambut Ni’ma tercerabut dan tersangkut di bangku kecil.
Empat giginya juga rontok, sementara polisi hanya menemuan tiga di antaranya.
Di lingkungan tempat tinggalnya, Ni’ma dan suami dari kalangan orang terhormat.
Mereka berasal dari keturunan kiai, sehingga suaminya, Nuril Huda (50) dipanggil gus (panggilan kehormatan untuk anak laki-laki kiai).
Baca juga: Gasak Ponsel di Toko, Maling di Tulungagung Malah Jual Hasil Curian ke Pacar Anak Korban
Baca juga: Proses Otopsi Terduga Korban Pembunuhan Tulungagung Selesai, Banyak Luka di Bagian Kepala
“Kalau Pak Huda putra dari Mbah Kiai Marzuki. Kalau Bu Ni’ma berasal dari Desa Jeli (Kecamatan Karangrejo),” terang Suwito, salah satu kerabat korban, Senin (23/11/2020).
Nuril adalah sepupu dari Kiai Asmungi, yang kini juga Ketua DPD Golkar Tulungagung, dan Wakil Ketua DPRD Tulungagung.
Menurut Suwito, dulunya ada madrasah saat Kiai Marzuki masih ada.
Namun selepas itu madrasah dipindah dan dijadikan satu di tempat Kiai Asmungi.
Baca juga: Penambang Tulungagung yang Tertimbun Longsoran Ditemukan di Antara Guguran Batu Raksasa dan Tebing
Baca juga: Polisi Tahan Sopir dan Kernet Truk Tangki Pertamina yang Tabrak Pria Madiun Hingga Viral di Medsos
“Jadi Bu Ni’ma dan Pak Huda masih sangat dihormati sebagai tokoh agama,” sambung Suwito.
Sebelumnya Budi mengaku dendam kepada Nuril, karena sering ditegur dan dikatai karena dirinya kerap mengambil air dari musala.