Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Jalan Tol KLBM Siap Operasional, Waskita Bumi Wira Hanya Tunggu Jawaban dari BPJT

Pemilik konsesi tol Krian Legundi Bunder Manyar (KLBM), PT Waskita Bumi Wira, anak usaha PT Waskita Toll Road, siap operasionalkan 3 seksi jalan tol.

Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM/AHMAD ZAIMUL HAQ
Suasana jalan Tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar (KLBM) di pintu tol Lebani, Gresik, Selasa (24/11). Ruas Tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar (KLBM) sepanjang 38,29 kilometer (km) dengan nilai investasi proyek mencapai Rp12,22 triliun itu akan segera diresmikan sehingga bisa dibuka untuk umum dani akan menjadi backbone pada jalur logistik di Jawa Timur. 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Pemilik konsesi jalan Tol Krian Legundi Bunder Manyar (KLBM), PT Waskita Bumi Wira, anak usaha PT Waskita Toll Road, telah siap mengoperasionalkan tiga dari empat seksi jalan tol KLBM.

Saat ini pihaknya masih menunggu surat balasan dari Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) yang diharapkan ada di akhir November 2020 ini.

Direktur Teknik PT Waskita Bumi Wira, Norman Hidayat, mengatakan, tiga seksi ini sudah 100 persen siap operasional.

Baca juga: Kasus Corona Belum Turun, Waskita Beton Precast Berikan Ratusan APD ke Institusi Kesehatan di Gresik

Baca juga: Proyek Kolaborasi Waskita Karya Realty dan Darmo Permai Selesaikan Kontruksi 2 Tower CBD 88 Avenue

"Yaitu seksi 1 Krian - Kademean, sepanjang 9,77 km dengan progres konstruksi telah mencapai 100 persen," kata Norman, saat menerima kunjungan dari Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero) Tbk di pintu tol KLBM di Labani, Krian, Selasa (24/11/2020).

Kemudian Seksi 2 Kademean - Boboh sepanjang 8,83 km progres konstruksi telah mencapai 100 persen. Seksi 3 Boboh - Bunder sepanjang 10,40 km progres konstruksi telah mencapai 100 persen.

"Sementara untuk Seksi 4 ruas Bunder-Manyar belum bisa dipastikan kapan rampung lantaran terhambat pandemi Covid-19, sehingga alokasi anggaran untuk melanjutkan pengerjaannya terkena refocusing," jelas Norman.

Untuk pembebasan lahan, untuk seksi 4 progresnya masih sekitar 20 persen. Sementara untuk konstruksi, precast juga telah siap.

"Perkiraan kami akan selesai pada akhir 2022," tambah Norman.

Total panjang Tol KLBM mencapai 38,29 km dengan nilai investasi proyek mencapai Rp 12,22 triliun. Rencananya, tiga seksi tol ini sudah akan operasional di akhir tahun 2019 dengan tarif per km Rp 1.250.

Namun mundur dengan target pada April 2020 dengan tarif tol baru di tahun 2020 yang disampaikan menjadi Rp 1.500 per km.

"Adanya pandemi Covid 19 membuat target operasional mundur lagi. Harapannya bulan Desember 2020 mendatang sudah bisa operasional," jelas Norman.

Biasanya setelah surat dari BPJT dibalas, akan mendapat jadwal peresmian. Peresmian ini menandai operasional yang kemungkinan tarif tol di tahun 2021 akan berubah lagi.

"Tapi tahun depan akan naik seberapa, belum tahu. Biasanya kenaikan tarif tol itu sekitar 10 persen per tahun," ungkap Norman.

Sementara itu, Direktur Utama Waskita Karya, Destiawan Soewardjono, mengatakan, pihaknya terus ekspansif dalam pengembangan infrastruktur di Jatim.

"Pertama, adalah tol Pasuruan - Probolinggo sepanjang 43,75 km dengan nilai investasi Rp 6,36 triliun, kedua adalah tol KLBM ini," kata Destiawan.

Kemudian yang ketiga adalah tol Probolinggo-Banyuwangi dengan nilai kontrak mencapai Rp 1,05 triliun.

Khusus untuk tol KLBM, Destiawan mengatakan, kehadirannya akan memberikan aksesibilitas atau mobilisasi yang sangat baik bagi kendaraan logistik ke kawasan industri Java Integrated and Ports Estate (JIIPE), yang merupakan kawasan industri terintegrasi pertama di Indonesia dan terbesar di Jatim.

“Tol ini akan menjadi backbone pada jalur logistik di Jatim," ujar Destiawan.

Ruas tol ini memberikan aksesibilitas atau mobilisasi yang sangat baik bagi kendaraan logistik, sehingga meningkatkan produktivitas
kegiatan dan menciptakan kebangkitan perekonomian, serta menciptakan lapangan kerja.

Dalam proyek ini pemegang konsesi adalah PT Trans Jawa Paspro Jalan Tol.

Sementara, untuk perkembangan proyek Tol Probolinggo-Banyuwangi lama pengerjaan akan dilakukan 730 hari kalender.

Ruas ini nantinya akan dikelola oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk,
dimana Waskita hanya sebagai kontraktor pada paket I yang ber - Joint Operation (JO) dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

"Untuk kontrak paket ini sudah dapat namun Surat Perintah Mulai Kerja nya (SPMK) masih menunggu dari Jasa Marga," jelas Destiawan.

Destiawan menjelaskan sinergi yang dilakukan Waskita dalam proyek ini merupakan upaya Perseroan bersinergi dengan pemerintah setempat untuk meningkatkan keterlibatan
pengusaha/mitra setempat/lokal khususnya UMKM.

Mempekerjakan masyarakat sekitar sebagai karyawan kontrak proyek dengan kemampuan dan kompetensi sesuai bidang.

Waskita juga mengakomodir UMKM melalui program PADI (Pasar Digital UMKM Indonesia).

“Strategi yang digunakan Waskita antara lain memastikan pekerjaan yang dilakukan di lapangan sesuai spesifikasi yang telah diisyaratkan," jelas Destiawan.

Menerapkan GKM (Gugus Kendali Mutu) pada setiap
pekerjaan dengan tujuan hasil pekerjaan terukur sesuai dengan spesifikasi. Diperbanyaknya pemasangan rambu-rambu batas kecepatan maximal dalam berkendara. Mengedepankan QHSE
(Quality Health Safety Environment) sebagai kebutuhan utama dalam melaksanakan pekerjaan.

Waskita terus menjaga kerberlanjutan usahanya. Pada tahun ini, Waskita memproyeksikan potensi pengembangan bisnis dalam beberapa tahun ke depan mencapai +/- Rp92 triliun.

"Potensi pengembangan bisnis dalam lima tahun ke depan tersebut meliputi proyek di Jawa yakni infrastruktur, konektivitas, dan pipanisasi senilai Rp 49 triliun," jelas Destiawan.

Waskita yang tergabung dalam konsorsium bersama dengan BUMN lain yaitu Jasa Marga, Adhi Karya, Pembangunan Perumahan, dan Brantas Abipraya telah melakukan penandatanganan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol Yogyakarta – Bawen pada 13 November 2020 lalu.

"Proyek tol sepanjang 75,8 KM tersebut memiliki nilai investasi sebesar kurang lebih Rp 14 triliun," jelas Destiawan.

Sementara potensi ekspansi ke pasar luar negeri diproyeksikan senilai kurang lebih Rp 71 triliun antara lain ke Timur Tengah, Afrika serta, potensi pasar Asia Tenggara dan Asia Selatan.

Adapun untuk tahun ini, Waskita menargetkan nilai kontrak baru sebesar Rp 26,8 triliun. Hingga Oktober raihan kontrak baru mencapai Rp 15 triliun. Raihan nilai kontrak baru paling besar berasal dari pembangunan tol, bendungan, irigasi, perkuatan pantai di DKI, Sewerage di Jambi dan gedung.

Dalam proses pengerjaan beberapa proyek tersebut, Waskita melakukan sinergi dengan anak perusahaan yaitu Waskita Precast, yang merupakan salah satu manufaktur terbesar di Indonesia dalam menyuplai produk precast dan readymix berkualitas.

Sinergi ini didukung dengan lokasi 9 Plant dan Batching Plant Waskita Precast yang tersebar di Sumatera, Jawa, hingga Sulawesi sehingga proses pengiriman produk lebih mudah dan cepat.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved